24. GREAT TO SEE YOUR SMILE AGAIN

455 17 0
                                    

KIM RAE

Aku sangat senang sekali Alea sudah sadarkan diri.
Aku senang melihat senyumnya kembali.
Semalaman aku mencemaskan kondisinya.

Sore hari menjelang malam, seorang perawat masuk membawa nampan makanan.

"Ini makanan untuk nona Alea.
Nona Alea untuk beberapa hari ini hanya boleh makan bubur cair karena lambungnya masih terluka.
Selamat menikmati."

Perawat meletakkan nampan makanan di nakas yang ada di sebelah ranjang Alea.

"Terima kasih," kataku dan Alea.

"Tempat tidurnya kunaikkan sedikit ya, agar kau bisa makan dengan nyaman," kataku pada Alea.

"Ya," jawab Alea.

Aku memencet tombol yang ada di ranjang Alea, dan bagian atas tempat tidur Alea bergerak naik.

Aku mengambil mangkuk bubur yang ada di nakas.
Aku sendok bubur itu dan kemudian aku tiup sedikit.

"Berikan padaku, aku bisa makan sendiri," ujar Alea.

"Tidak, aku akan menyuapimu," kataku mendekatkan sendok pada mulut Alea.
Dan Alea mulai membuka mulutnya.

"Bagaimana rasanya?" tanyaku.

"Manis, sepertinya ini bubur susu," jawab Alea.

"Ah .... ya aku lupa.
Aku telah berjanji kepada Nari untuk memberitahunya jika kau sudah siuman," kataku.

Kuambil ponselku yang ada di saku celana, dan mulai menghubungi Nari.
Terdengar nada sambung beberapa kali, sebelum kemudian terlihat sosok Nari di layar ponselku.

"Yoboseyo," sapa Nari.

"Nari-yaa, lihatlah ini," aku mengarahkan layar ponselku pada Alea dan Alea melambaikan tangannya ke arah kamera ponselku.

"Eonni," teriak Nari.

"Hai bocah tengil, jangan teriak, kau bisa membuat Alea pingsan lagi dengan teriakanmu," omelku pada Nari.
Kuberikan ponselku kepada Alea.

"Hai cantik," sapa Alea pada Nari.

"Eonni, aku senang kau sudah siuman," kudengar suara Nari.

"Jangan menangis, aku baik-baik saja sekarang," kata Alea sambil tersenyum.

Aku menyuapkan bubur kembali ke mulut Alea.

"Apa oppa menjagamu dengan baik?" tanya Nari.

"Ya, oppamu menjagaku dengan sangat baik."

Aku tersenyum mendengar kata-kata Alea.
Aku terus menyuapi Alea, sementara Alea tengah berbicara dengan Nari.

"Sudah, aku kenyang," kata Alea menolak suapanku.

"Satu suapan lagi," kataku membujuknya.
Dan Alea membuka mulutnya kembali.

Alea menghabiskan separuh buburnya.
Aku meletakkan mangkuk bubur di atas meja, lalu mengambil air untuk Alea.
Dan kemudian aku membantu Alea untuk meminum airnya.

Kubereskan nampan makan Alea dan meletakkannya di meja dekat pintu.
Kemudian aku mencuci tanganku.
Lalu aku duduk di samping Alea.
Kusandarkan kepalaku di bahunya agar bisa melihat Nari di layar ponsel.

Aroma tubuh Alea kembali tercium.
Aku suka aroma tubuhnya.
Harum tubuh Alea lembut sekali.

"Apa kau ingin berbicara dengan oppamu?" tanya Alea pada Nari.

"Tidak."

"Baiklah, kututup telponnya.
Sampai jumpa Nari," kata Alea kemudian menggeser panel merah yang ada di layar.

BUSAN, LOVE AFTER GITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang