ALEA AL ZAHIRA
Saat ini aku dan Rae tengah berada di pantai.
Pantai yang sangat indah dengan garis lengkung menyerupai bulan sabit, pasir putih yang halus dan sebuah jembatan megah di dapan sana melengkapi indahnya pemandangan di pantai ini.
Rae bilang nama pantai ini Gwangalli
"Pantai yang indah," kataku.
"Aku ingin menikmati senja dan menghabiskan malam denganmu di pantai ini.
Apa kau keberatan?" tanya Rae padaku."Aku tidak keberatan."
Kami berjalan perlahan di sepanjang bibir pantai tanpa alas kaki, sambil menunggu senja menyapa kami.
Suasana yang damai sekali.
Angin mengibarkan jilbabku.
Pasir halus di sela jemari kakiku.
Dan cahaya lembut matahari yang bersiap untuk tenggelam terlihat sangat indah di langit.Berjalan berdua di tepi pantai yang indah bersama Rae, seorang seleb dunia dengan ribuan fans, sungguh tidak pernah terbayangkan olehku.
Pria yang aksi panggungnya selalu garang, dan mampu melelehkan hati ribuan penggemarnya itu tampak berbeda sekali dengan yang selama ini terlihat.
Sesungguhnya dia adalah pria rapuh yang mudah sekali patah."Kita duduk di sini, sepertinya senjamu akan segera tiba," kataku pada Rae.
"Apa kau senang hari ini?" tanya Rae padaku.
"Sangat senang sekali.
Busan kota yang indah.
Tuhan memberikan banyak kasih sayangnya di kota ini, itulah sebabnya Busan menjadi satu-satunya kota yang tidak mendapatkan serangan saat perang civil Korea yang menyebabkan Korea terbagi menjadi 2.""Kau tau banyak tentang Busan dan Korea," katanya memujiku.
"Tidak, aku sedikit tau karena aku suka membaca, hanya itu saja."
"Kau mahir dalam berbagai macam bidang seni.
Kau tau banyak soal sastra, kau pandai menari, kau tidak buta akan kisah-kisah di dunia, kau juga hebat soal memasak, kau bisa segalanya.
Sebenarnya kau ini manusia atau apa?
Kenapa kau bisa begitu banyak hal?
Apa yg tidak bisa kau lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BUSAN, LOVE AFTER GI
RomanceCerita fiksi Hanya sekedar imaginasi dari penulis. Senja menyapa kota Busan. Ombak menjilati bibir pantai gwangalli. Matahari turun sepenggalan dalam pandar serupa cadar. Pada jarak puluhan ribu mil, Ada rindu yang terhampar Pada jingganya langit se...