Chapter 22 : Tiga Puluh Mei (1)

12 0 0
                                    

Assalammualaikum temen-temen

Alhamdulillah RASYI sudah up kembali untuk menemani malam minggu kalian

Selamat membaca semuaa

Semoga tidak ada kata bosan untuk membaca karya pertamaku 

☘☘☘

Kisah yang mungkin tak terbayang 
Di masa lalu

Dan kisah yang tidak akan terulang
Di masa depan

Itulah kisah kita

☘☘☘

Dari pagi Arsy sudah heboh, ya hari ini peringatan hari jadi mereka ke dua bulan setelah satu bulan mereka melewati berbagai rintangan dalam hubungan. Arsy sendiri tidak mengira bahwa hubungan mereka bertahan cukup lama, meskipun ada drama break selama lima hari tapi mereka tidak memutuskan hubungan. Mereka tetap melanjutkan hubungannya seperti tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.

Bahkan tanggal bersejarah mereka tidak diubah tetap tanggal 25 yang juga menjadi angka favorit Arsy. Tapi Arsy heboh bukan karena hari ini hari jadi mereka. Namun, karena jika hari ini hari jadi mereka berarti Arsy hanya memiliki waktu lima hari untuk mempersiapkannya.

"Santuy dong,Syi. Masih lama." Ona mencoba menenangkan Arsy yang panik sendiri.

"Bagi lo lima hari itu lama? Bagi gue itu udah tinggal sebentar lagi. Waktunya mepet." Keluh Arsy.

"Emang duit lo kurang? Bukannya lo udah nabung dari awal bulan?" Tanya Fida.

Arsy bergumam tidak jelas, "Gue cuma nabung aja, tapi belum mikirin uangnya mau buat apa." Ujarnya kemudian.

"Yaelah, beliin kado apa aja gitu, cowok itu nggak suka yang ribet." Lusi memberi saran.

"Tapi kan ini sweet seventeennya dia, masa beli kado doang?" Arsy memberi alasan.

"Terus lo mau gimana? Dinner romantis di restoran bintang lima?" Tanya Lusi.

"Ya, nggak gitu juga. Sederhana tapi berkesan." Arsy mengemukakan idenya.

"Kita kerumahnya terus ceplokin pakai telur sama taburi tepung." Fida memberi saran.

"Yang romantis dong, itu mah kayak cuma ke temen biasa." Ujar Arsy.

"Jangan..jangan itu." Tolak Ona pada ide Fida.

"Gue trauma." Ungkap Ona.

Namun, ketiga temannya itu malah tertawa. Mereka jadi mengingat peristiwa tahun lalu saat ulang tahun Ona. Teman sekelasnya kompak mengerjai Ona gila-gilaan.

Dari tas sekolah di masukkan beberapa sampah sampai sepatu Ona dijadikan pengganti bendera merah putih. Yuph, sepatu Ona di taruh di tiang bendera oleh anak laki-laki di kelasnya.

Kelas mereka akan kompak jika itu menyangkut mengerjai teman sekelas ketika ulang tahun. Belum cukup penderitaan Ona, saat sore Arsy, Fida, dan Lusi datang ke rumahnya dengan membawa tepung dan telur.

Disitulah trauma Ona di mulai, karena ketika telur di lempar anehnya telur tersebut tidak pecah. Seakan-akan tubuh Ona itu tak bertulang. Alhasil, perlu beberapa kali lemparan sampai telur itu pecah dan tubuh Ona kesakitan. Begitulah kiranya ketidakberadaban pertemanan mereka.

"Gimana kalau pesen kue aja." Usul Ona.

"Beli kue aja nggak ada kado?" Tanya Arsy.

"Itu mah terserah lo aja." 

RasyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang