Chapter 14 : Luka yang Membekas

49 4 0
                                    

Hay sobat readers 🖐

Gimana nih kabarnya?

Baek-baek dong ya

Semoga readers Rasyi sehat selalu

Maaf banget author sempet ngilang tanpa kabar🙏

Author sedang dalam keadaan berduka😢
Tapi jangan tanya karena apa ya!

Oke lupakan curhatan author dan fokuslah pada kisah Rasyi

Udah siap termehek-mehek lagi?

Udah siap hatinya di porak poranda oleh dua tokoh utama ini?

Kalo udah mampir kesini berarti udah assyyiiiaaap dung

Oke selamat membaca

Jangan lupa vote ☆
Komen yang banyak
Dan share ke temen-temen kalian,saudara,pacar,mantan,atau gebetan.

Semoga kalian terus sukak ya sama Rasyi😁

Oh ya jangan lupa klik lagu diatas ya 👆bayangi aja itu suara merdunya Rafael wkwkwk😋

☘☘☘☘☘

Ini bukan soal waktu
Tapi tentang peluang
Yang telah kau sia-siakan

Ig:Fnd25__

☘☘☘☘☘

Kadang ketika bahagia dan tawa datang dalam hidup kita,kita melupakan sesuatu yang pasti juga akan datang sesudahnya.

Duka

Tangis

Dan luka

Kebahagiaan yang kita dapat saat ini mungkin tak sebanding dengan kesedihan di masa lampau ataupun masa depan.

Namun,kita selalu mempercayai sebuah kalimat "Akan ada pelangi setelah hujan". Padahal faktanya tak selalu ada pelangi setelah hujan. Hanya saat-saat tertentu pelangi muncul.

Menghadiahkan indra penglihatan kita dengan keindahan ukiran lengkungan yang sempurna dan warna-warna yang memukau siapapun yang melihatnya.

☘☘☘☘☘

Biip...biiip...

Sebuah getaran halus muncul dari sebuah ponsel milik seorang gadis. Namun,karena pelajaran sedang berlangsung ia hanya mengabaikannya.

Ah,paling sms nomor togel atau sms simbok njaluk pulsa. Batinnya.

"Baiklah cukup sekian materi kali ini,jangan lupa lks nya dikerjakan lalu dikumpulkan pada pertemuan mendatang." Ujar Mr. Patrick tepat setelah bel berbunyi.

Para siswa berhamburan keluar kelas dengan sebagian besar menuju ke kantin.

"Syi,hp lo tadi geter." Della memberi tahu Arsy.

"Oh,iya."

Saat Arsy hendak membuka password ponselnya ketiga sahabatnya datang menghampiri.

"Pulang sekolah nongki-nongki syantik dulu yuk." Ajak Lusi.

"Nggak ah." Jawab Arsy cepat tanpa berfikir lebih lama.

"Kenapa?" Tanya Fida penasaran.

"Kalian aja gue nggak ikut."

"Kemarin udah sama Ona." Sambung Arsy.

Lusi dan Fida menoleh ke arah Ona secara bersamaan.

"Oh,gitu ya. Sekarang kalo mau nongki nggak ajak-ajak." Ujar Lusi kesal.

RasyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang