Chapter 12 : Tidak Selamanya Bersama Hadirkan Bahagia

66 3 0
                                    


Hy guys🖐

Jumpa lagi dengan author 😁

Gimana nih,udah siap melanjutkan kisah mereka??

Siapa? Rasyi dong masa kisah author wkwkwk😅

Jangan lupa vote ☆ dan komen yang banyak supaya author makin semangat nulisnya 🙏

☘☘☘☘

Aku tidak pernah takut dengan perpisahan
Karena sesungguhnya yang kutakutkan adalah perasaanku padamu yang terlalu dalam

-Afinda Nurul Mufiqoh

☘☘☘☘☘

Setelah mendengarnya Arsy hanya menghela nafas gusar. Bukan tidak suka dengan kehadiran teman-temannya tapi ini terlalu dadakan. Bahkan tidak ada planning sebelumnya.

"Nah,sekarang gue mau menyampaikan berita panas buat lo." Tunjuk Lusi dengan matanya.

"Buat gue?" Tanya Arsy heran.

"Tapi gimana ya ngomongnya?" Kata Lusi sambil menggaruk tengkuknya.

"Ya tinggal ngomong." Ucap Ona.

Arsy mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju dengan ucapan Ona.

"Lo aja deh, Fid." Suruh Lusi.

"Kan elo yang keukeh mau cerita ke Arsy." Tolak Fida.

"Gue nggak enak ngomongnya hubungan kalian kan masih seumur jagung nih. Takut salah ngomong gue. Ntar di sangkanya tukang ngadu atau tukang fitnah."

"Yah intinya aja deh,Lus." Ujar Arsy tidak sabar karena ia sudah dapat menebak bahwa topik pembicaraan yang akan di mulai ini ada sangkut pautnya dengan El.

"Gue tadi di lampu merah bareng tuh sama Rafael. Awalnya gue nggak ngira itu Rafael karena dia boncengin cewek. Terus sampai masuk ke komplek rumah lo Fida bilang. Kok itu kayak motornya si Rafael." Lusi berhenti sejenak menelan salivanya dengan bersusah payah karena sudah akan sampai pada inti cerita.

"Kita kirain dia boncengin lo. Tapi ternyata dia berhenti di depan rumah Luna. Dia juga sempet buka helm nya. Aduh gue nggak kuat ngelanjutin ceritanya. Gantian dong,Fid." Suruh Lusi dengan wajah cemasnya.

"Gue juga nggak enak mau cerita. Tapi kita nggak bisa kan kalo lihat lo tersakiti lagi." Ujar Fida.

Arsy merasakan sesak di dalam dadanya. Seperti sulit bernafas padahal ia tidak mempunyai riwayat gangguan pernafasan.

"Lanjutin aja." Pinta Ona tanpa ekspresi.

"Nggak cukup sampai disitu. Kita sempet berhenti buat ngawasin mereka dari kejauhan. Rafael juga bantuin Luna buka helm terus mereka ketawa bareng setelah itu....." Ucapan Fida terputus karen Lusi langsung melanjutkan cerita.

☘☘☘☘☘

Lusi dengan seenaknya memotong kalimat Fida. Ia sudah tidak sabar dengan kehati-hatian tutur bahasa yang digunakan Fida.

Lusi lebih suka berbicara frontal.
"Gue bukan ceweknya tapi gue sebagai sahabat ceweknya nggak terima dong. Langsung aja gue salip terus gue klakson panjang."

RasyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang