Chapter 19 : Rasa Yang Tersisa

27 2 0
                                    

Assalammualaikum temen - temen 

Selamat datang kembali

Sudah lama nggak up ada yang kangen nggak sama Arsy dan Rafael?

Apakah kali ini hati kalian sudah siap diporandakan oleh kisah mereka lagi?

Semoga sudah siap ya 

Jangan lupa vote komen dan share juga ke temen- temen kalian supaya lebih banyak orang yang tahu kisah mereka.

Playing now | Here I Am | Jo Hyun Ah - OST Part 3 Mr. Queen

☘☘☘

Kamu yang selalu ada dihatiku

Menempati setiap titik kosong di relung yang terdalam

Haruskah ku umumkan pada semua orang?

Agar kau percaya tiada ruang lagi yang tersisa untuk yang lainnya

- Afinda Nurul Mufiqoh

☘☘☘

Arsyi masih sedikit berharap ia akan diundang ke acara ulang tahun Hilmi, sampai bel pulang berbunyi harapan itu musnah seketika. Ia mencoba berlapang dada meskipun masih merasa ini tak adil. Semua ini bukan karena perasaannya pada Hilmi yang pernah ada tapi ini lebih ke arah diskriminasi sebagai teman sekelas.

Bahkan tadi sewaktu ia dan ketiga temannya sholat dzuhur, Arsy mendengar bahwa beberapa anak OSIS bahkan diundang ke acara tersebut. 

Dasar Hilmi tukang pamer, awas aja kalau gue ultah nggak bakal tuh gue undang lo . Sumpah Arsy dalam hati. Meskipun Arsyi sendiri ragu akankah ultahnya juga dirayakan seperti Hilmi, mengingat Mama Anna tidak suka dengan acara yang seperti itu karena Mama Anna lebih suka merayakan dengan cara syukuran berbagi makanan ke tetangga sekitar daripada menghamburkan uang untuk acara megah tidak berfaedah.

Sebelum pulang ke rumah Arsy dan ketiga temannya memilih untuk membeli boba favorit mereka yang terletak di perempatan jalan di depan sekolah.

Sambil menunggu pesanan mereka saling berbincang. 

"Lo beneran nggak diundang, Syi?" Tanya Fida.

"Alhamdulillah, nggak." Arsyi mencoba untuk tetap bersyukur.

"Padahal kalo gue lihat hubungan kalian baik-baik aja, malah dia care gitu sama Lo" Ujar Lusi.

"Nggak enak kalik sama Sarah." Tebak Ona.

ah, iya kok gue lupa sama Sarah ya. Monolog Arsy di dalam hati.

"Tapi bukannya itu berlebihan banget ya?" Tanya Fida.

"Iya, lagian kan Arsy itu temen sekelas masa gara-gara mereka pacaran Arsy jadi nggak diundang." Malah Lusi yang tersulut emosi.

Arsy hanya mengangguk-angguk saja menanggapi obrolan mereka.

"Apa kita nggak usah dateng aja?" Usul Lusi.

"Ide bagus, gue jadi nggak perlu nyari kado" Ucap Fida.

"Kita positif thinking aja kalo undangannya abis tadi, mungkin besok Arsy bakal dikasih undangan. Lagian acaranya masih malem minggu meski ultah dia besok." Ona mencoba bersikap bijak.

RasyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang