※03

292 85 151
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mari kita persingkat. Jadi kamu jiwa Shin Ryujin yang tiba tiba terjebak dalam kontrak dengan program yang mengirimkanmu padaku sebagai Kim Jina. Untuk dapat memilih keberlangsungan hidupmu, maka kamu harus menyembuhkan patah hatiku, begitu?"

Gadis di depanku mengangguk, masih mengetuk ngetukkan jemarinya pada kaleng kola yang belum terbuka.

Ini hal yang lucu.

Tidak terdengar masuk akal tapi dia bersikukuh kalau ini hal yang nyata.

"Kenapa aku?" tanyaku kemudian.

Jina terdiam, menatap lurus mataku untuk beberapa saat. Sebelum akhirnya membuka suara, "Aku juga tidak tahu."

"Lagipula, darimana kalian menyimpulkan kalau aku sedang patah hati?"

"Aku tidak tahu. Program tidak pernah salah menilai, dan katanya, ada luka besar di hatimu yang menunggu untuk sembuh."

Aku mendengus, "Kalau begitu biarkan waktu yang menyembuhkannya."

"Terkadang," dia menegakkan duduknya, menatapku lamat sebelum melanjutkan, "Waktu itu bukan cuma menyembuhkan, tapi juga merusak. Tidak ada yang tahu kalau nantinya waktu bukan menyembuhkan lukamu, tapi cuma mengeringkan sesaat atau menambah luka."

Itu... masuk akal.

"Bukannya di sini kita sama sama untung? Kamu sembuh dari patah hati dan aku bisa kembali ke tubuhku."

"Tapi aku tidak patah hati."

Jina mencibir, "Terus saja berbohong, Taehyun. Paling tidak bantu aku."

Aku beranjak, menatapnya datar dan mengambil kesimpulan, "Terserah, jangan banyak berharap aku bisa membantu karena aku tidak patah hati. Aku pulang."

Tidak peduli, aku mengayunkan tungkai ke arah pulang. Membiarkan Jina memaki diriku di belakang sana.

Konyol sekali meski dia menjelaskan dengan cukup meyakinkan. Mana ada hal seperti itu di dunia ini?

Waktu memang tidak pernah pasti, tapi apa peduliku? Kalau ada obat instan seperti ini di dunia, banyak orang hidup bahagia tanpa perlu mencicipi pahit hidup lebih lama.

Lagipula, seberapa keraspun aku berusaha, aku juga tidak akan mendapatkannya.

Kim Jina itu tidak tahu apa apa tentangku tapi berlagak tahu. Dia hanya manusia virtual yang dikirim mendadak karena kuis konyol tadi pagi—

Tunggu.

Tunggu sebentar.

Kalau dia manusia virtual, dan hanya bisa kembali jika menyelesaikan misinya, apa artinya sekarang dia...

Aku berbalik, menemukan sosok Kim Jina berjalan beberapa langkah di belakangku dengan raut wajah kesal.

Ah, sebenarnya apa yang aku khawatirkan?

virtual 2.0 || kang taehyun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang