"Tidak apa apa. Semua akan baik baik saja, percaya padaku."
Gadis di depanku terlihat begitu rapuh saat menangis. Menumpahkan rasa letih dan sakitnya.
"Aku benci menjadi lemah, Hyun. Aku ingin menyerah."
Aku mengangkat dagunya lembut, "Lantas bagaimana adikmu? Katamu dia harta berharga yang mau kamu jaga."
Terdiam, gadis itu kembali mengusap kasar pipinya. Menyeka sungai kecil yang menyebabkan wajahnya sembab.
"Ayo, bangun, aku janji akan di sisimu, oke? Aku akan membantumu, jangan menangis."
"Hyun?"
Kepalaku terangkat, membuyarkan nostalgia lama yang menyesakkan. Memori dimana aku berjanji namun nyatanya aku ingkari sekarang.
"Apa kamu marah...?"
Lihat dia, gadis yang begitu lugu. Aku menggeleng, menjawab, "Kamu mau ikut?"
"Kemana?"
"Rumah sakit."
Langkahnya terhenti. Aku yang berada beberapa langkah di depannya ikut berhenti, menoleh kecil.
"Mau tidak?" tanyaku.
Jina mengerjap pelan, "M-mau apa?"
"Menjenguk Shin Ryujin."
Tidak ada tanda tanda dia akan melangkah, jadi aku menarik tangannya, mengajaknya pergi.
Sejujurnya, aku juga tidak tahu tujuanku melakukan ini. Niatku ingin meminta maaf karena terlalu keras, ingin berusaha menerima bantuannya.
Apa ini langkah yang tepat?
Dia terus mengulang kalau dia rindu menjadi sosok Shin Ryujin, padahal pertama kali bertemu dia mengatakan rindu dipanggil Jina.
Jadi aku memutuskan untuk membawanya bertemu dirinya sendiri, barangkali dia memang merindukan Ryujin.
"Kamu yakin? Bagaimana kalau ada keluargaku di sana?" dia meragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
virtual 2.0 || kang taehyun [✔]
Fanfiction[ғᴀɴᴛᴀsʏ - ғɪᴄᴛɪᴏɴ] [more like 'spin-off' dari virtual || choi beomgyu, jadi jauh lebih baik kalau kamu baca virtual || choi beomgyu dulu sebelum kesini. nggausah buru buru, yang penting dinikmati, buku ini juga ngga akan kemana mana kok!^^] kamu da...