※16

151 59 161
                                    

Jina melirik kecil, memandang muda mudi yang duduk tidak jauh darinya sedang berbincang serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jina melirik kecil, memandang muda mudi yang duduk tidak jauh darinya sedang berbincang serius.

"Mereka baik baik saja, kan?" gumamnya khawatir.

Pasalnya, wajah sedih Taehyun tampak begitu memilukan saat melihat raut marah milik Lena.

"Semarah marahnya Lena, aku yakin dia punya kontrol yang baik untuk mendengarkan penjelasan Taehyun."

Jina melirik, melihat Beomgyu yang duduk di sampingnya ikut memerhatikan pasangan di sana.

Ralat, kakak-adik di sana.

"Apa kamu tahu soal ini?" tanya Beomgyu, menyeruput gugup sisa minumannya.

Jina menggeleng, mengetuk ngetukkan jemarinya pada bangku yang didudukinya.

"Dia baru cerita hari ini."

"Butuh berapa hari agar dia terbuka padamu?" tanya Beomgyu lagi.

Jina mengangkat bahu, tidak lagi menghitung hari hari yang dia lewatkan dengan pelanggannya.

Sisi positifnya, Jina dapat lebih santai di dekat Beomgyu. Mulai melupakan perasaannya yang semakin menguap setelah melewatkan berbagai hal dengan Taehyun demi menyembuhkan hati.

Di sisi lain, percakapan Taehyun dan Lena tidak semulus itu.

Menceritakan soal ayahnya yang mengaku kalau Seo Lena adalah adik tirinya hingga mengapa dia tidak punya nyali di depan gadis itu.

Taehyun cukup hancur mengetahui fakta kalau orang yang dia sayang sebagai wanita sebenarnya adalah sang adik.

Merasa seperti dikutuk karena tidak bisa mengembalikan orang yang dia sayang ke sisinya, Taehyun mengalami hal ini dua kali di hidupnya.

"Aku menjaga jarak agar perasaan ini tidak terus tumbuh. Aku sampai mengambil tawaran sekolah di luar negeri tanpa menghubungimu, maaf."

"Aku memang pengecut."

Lena masih diam menatap senyum miris Taehyun, juga pengakuannya sebagai seorang pengecut.

Padahal Lena baru ingin memaki lelaki itu dengan sebutan pengecut.

"Lalu kenapa kembali setelah itu...?" lirih Lena.

"Aku banyak berpikir kalau kamu harus tau soal ini, tapi semakin aku berniat memberi tahumu, mulut ini enggan terbuka."

"Waktu itu, di tempat kerjamu, aku ingin membicarakan hal ini. Tapi aku kembali ragu, kamu terlihat cukup bahagia dengan kehadiran Beomgyu. Buat apa aku datang dan merusak?"

"... Jadi menurutmu memendam adalah hal terbaik?"

Tatapan kecewa Lena membungkam Taehyun. Hatinya tersayat lebih perih saat Lena menunduk, menutup wajahnya yang menahan tangis.

virtual 2.0 || kang taehyun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang