※19

158 59 161
                                    

Jalan familiar yang dilewati Jina beberapa hari lalu membuat gadis itu curiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalan familiar yang dilewati Jina beberapa hari lalu membuat gadis itu curiga.

Berjalan lebih dekat hingga sesekali menubruk tubuh Taehyun yang berjalan santai menembus kerumunan.

Sejujurnya, kakinya sedikit lelah setelah diajak berjalan jauh hingga akhirnya tiba di depan gedung putih.

"Taehyun?" Meminta penjelasan, Jina mengernyit heran seraya menarik ujung baju lelaki di depannya.

Yang dipanggil hanya melirik, menawarkan setangkup genggaman hangat bagi tangan mungil sang gadis.

"Ayo."

Tarikan lembut dengan langkah yakin menjadi awal kenapa mereka mencium bau obat obatan yang menyeruak.

Berbelok ke arah kafetaria, Taehyun membeli sebotol minuman perasa tanpa melepaskan genggaman tangan Jina yang waswas.

"Kenapa kamu setakut itu? Ada aku di sini," celetuk Taehyun, memandang Jina aneh.

Gadis itu balas memandang aneh, "Menurutmu saja kenapa?

"Hmm, kemarin grup angkatan ramai bicara tentang kamu. Katanya sempat memburuk."

Manik Jina melebar tidak percaya, menatap Taehyun ingin tahu walau takut takut melangkah.

"Hanya sempat. Sekarang sudah kembali baik. Belum ada kemajuan lagi. Apa jadi manusia virtual tidak bisa membuatmu merasakan itu?"

Jina menggeleng ragu, mulai memikirkan hal hal buruk yang mungkin bisa terjadi pada tubuhnya tapi dia tidak menyadari itu.

Taehyun mengusap pelan punggung tangan Jina, menenangkan, "Jangan terlalu kepikiran. Kamu janji padaku untuk melewati ini, kan? Simbiosis mutualisme."

Saling menguntungkan, menyelamatkan, menyembuhkan. Mereka mengkhawatirkan satu sama lain saat ini.

Langkah Taehyun memelan saat dilihatnya seorang gadis tengah meringkuk di depan kamar inap dengan posisi duduk yang sama seperti saat pertama kali bertemu.

Shin Yuna.

Menunduk di sela sela lututnya sambil menahan tumpahan kristal cair yang mungkin kini sedang ingin mengalir deras. Bahunya gemetar dan itu membuat Jina semakin ingin memeluknya.

"... Boleh peluk dia, Hyun? Maksudku, kamu peluk dia, wakilkan aku," lirih Jina.

"Kamu tidak mau ikut?"

"Lebih baik aku di sini. Akan runyam kalau mereka tahu aku... manusia virtual."

Taehyun mengangguk paham, melepas genggaman tangannya pada Jina. Menempatkan gadis itu di tempat yang sekiranya aman kalau dia tinggal.

Seperti sedang mengurus manusia kesayangannya.

"Tunggu di sini, aku tidak akan lama, oke?"

Jina mengangguk. Berdiri di ujung koridor untuk memerhatikan punggung tegap Taehyun menjauh.

virtual 2.0 || kang taehyun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang