"Enak, Na?"
Gadis itu mengangguk mendengar pertanyaan sang ayah. Sudah lama rasanya tidak ditanya selembut ini oleh orang yang dipanggil 'ayah'.
Si sulung masih enggan membuka suara, lebih suka diam dan menyimak meski seringkali ikut tertawa konyol.
Tidak buruk, pikirnya. Memberi kesempatan dan berusaha memaafkan membawa Taehyun hingga di titik ini.
Rumah yang dulunya redup menjadi hangat malam ini. Membenarkan kalau dia tidak salah mengambil langkah dan memberi kesempatan.
"Selama ini kamu tinggal sendiri?"
"Iya."
Pria yang berstatus sebagai kepala keluarga itu menatap sedih anaknya. Menyesal tidak mencari anak perempuannya lebih cepat.
Dia kira, wanita di masa lalu yang menjadi kesalahannya sudah hidup bahagia bersama keluarga barunya. Tahu kalau wanita itu tiada, tuan Kang sempat berniat mencari Lena dan membawanya kembali.
Tapi urung saat mendapat kabar pekerjaannya berantakan. Berakibat pada istri dan anaknya yang jarang diperhatikan.
Pertengkaran kecil mulai sering terjadi, sampai putranya enggan menetap di rumah berlama lama.
Bahkan mendendam, memupuk amarahnya di dalam.
Kang Taehyun bukan anak yang suka menceritakan kegelisahannya, kemarahannya, sampai perasaan lelahnya.
Bertemu Jina sebuah keajaiban bagi lelaki itu.
Sempat melupakan keberadaan Lena karena kondisi Nyonya Kang memburuk—pria itu akui kalau dia penyebabnya, sampai berusaha mengambil kembali hati putranya.
Tuan Kang hampir lupa kalau putri hasil kesalahannya menderita di tempat lain. Hingga kini berada di depannya setelah menangis merindukan jadi seorang 'anak'.
"Maafkan ayah, Na—"
"Ayah sudah berkali kali minta maaf. Aku tidak seperti Taehyun yang keras hatinya."
Taehyun mendengus, "Padahal aku diam di sini."
Tuang Kang ingat pernah mendambakan pemandangan ini jika Taehyun memiliki saudara. Persis seperti ini agar anaknya tidak lagi kesepian.
"Kamu juga bekerja, Na?"
"Eum, ya... Pagi, di minimarket depan."
"Mulai sekarang tidak usah, ya? Tinggal di sini dengan ayah, kalau butuh uang bisa minta padaku, oke?" bujuknya.
Tapi Lena tetaplah Lena, tidak berubah.
Gadis itu menolak, "Kalau untuk tinggal dengan ayah... akan aku pikirkan. Tapi berhenti kerja, aku tidak bisa, Yah."
"Lena itu seperti ayah. Gila kerja," celetuk Taehyun, makan dengan cuek.
Injakan di kaki kanan Taehyun membuat lelaki itu meringis, menatap tajam sang pelaku—Lena.
KAMU SEDANG MEMBACA
virtual 2.0 || kang taehyun [✔]
Fanfiction[ғᴀɴᴛᴀsʏ - ғɪᴄᴛɪᴏɴ] [more like 'spin-off' dari virtual || choi beomgyu, jadi jauh lebih baik kalau kamu baca virtual || choi beomgyu dulu sebelum kesini. nggausah buru buru, yang penting dinikmati, buku ini juga ngga akan kemana mana kok!^^] kamu da...