※22

132 62 122
                                    

"Darimana, Kang Taehyun?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Darimana, Kang Taehyun?"

Aku mendongak saat mendengar sapaan pagi dari pria itu. Menekan emosi sembari mengingatkan diriku.

"Ini bukan salah siapa siapa, hidupmu sudah terlalu lama mendendam."

Meski merasa canggung, aku ingin belajar memaafkan. Jadi aku membuka suara, menjawab seadanya.

"Ketiduran di rumah teman."

"Siapa? Seo Lena?"

Aku terlonjak ketika pria itu menyebut nama Lena. Selama ini aku tidak pernah menyebut nama Lena di depannya, apalagi nama lengkap Lena.

"Darimana ayah tahu Seo Lena?" Mataku memicing curiga, meloloskan kata 'ayah' yang selama ini aku tahan di kerongkonganku.

Ayah sepertinya menyadari hal itu, tersenyum tipis seraya menatapku lembut, "Aku ayahmu, nak. Meski kamu tidak cerita, aku tahu kamu sudah bertemu adikmu sejak lama."

Kenyataan itu menghantamku. Selama ini dia diam membiarkan aku dipermainkan?

"Setelah kamu mengambil studi ke negara asing, sempat ada gadis yang terus menerus menelpon nomormu."

"Tapi ponsel dan nomorku—"

"Iya, ada di Jihoon sebelum dia menonaktifkan semua media sosialmu dulu. Maaf ayah lancang, tapi ayah tidak sengaja melihat nama Seo Lena membuat panggilan berkali kali."

Ayah terdiam sejenak, menjeda sebelum kembali melanjutkan, "Ada gadis yang dekat dengan putraku selama ini, tapi dia tidak pernah cerita apapun. Ayah khawatir, jadi diam diam Jihoon memberi ayah sedikit informasi."

"Hanya sedikit, Taehyun, aku tidak menguliknya lebih dalam."

Aku masih diam, tidak berkutik di dekat tangga. Menatap sosok pria yang kini sedang mengaku kalau mengkhawatirkanku.

"Itu ketidak sengajaan saat aku tahu kalau dia... anakku. Aku baru mengetahui ini saat kamu kembali, lalu kamu menyingkirkanku jauh jauh dari Lena."

"Ayah mau memperbaiki kesalahan, apa masih bisa, Taehyun?" lirihnya.

Sejenak suara Jina lewat di benakku, mengatakan, "Kamu tidak bisa menyelesaikan masalah jika hanya melihat satu sisi saja, Taehyun."

Lagi, aku mengurungkan emosi. Berusaha memberinya kesempatan kali ini.

"Hm, coba saja menjadi ayah yang baik untuk Lena," finalku, beranjak untuk naik ke kamar, menutup pintu rapat rapat agar kecanggungan tidak menghampiri.

Baru melangkah untuk mengambil pakaian ganti, ayah mengetuk pintu kamarku pelan.

"Terima kasih, Taehyun. Ayah akan berusaha jadi ayah yang baik untukmu dan Lena, kita perbaiki semua dari awal, ya?"

virtual 2.0 || kang taehyun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang