※27

175 56 149
                                    

Gadis itu melangkah pelan, menjauhi raungan pilu dan tangisan di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu melangkah pelan, menjauhi raungan pilu dan tangisan di belakangnya.

Dia tidak sanggup melihat mereka yang dia sayang tengah menangis sembari menggumamkan namanya.

Semua di sana. Ayah, ibu, adik, bahkan Lena dan Beomgyu, hadir di sana untuk menangisi kepergian.

Ada yang kurang bagi Jina.

Gadis itu tidak melihat keberadaan Kang Taehyun, padahal dia yakin kalau Taehyun tahu hal ini lebih dulu.

Sebelum benar benar pergi, Jina ingin bertemu sekali lagi dengan pemuda kesayangannya—dia yang pernah dititipkan harapan seterang bintang meski akhirnya redup.

Tidak perlu repot menemui pemuda itu secara langsung, Jina bahkan tidak merasa punya nyali berdiri di hadapan Taehyun. Dia ingin pergi tanpa penyesalan meski hatinya sudah terikat pada si pemuda Kang tanpa sadar.

Cukup melihat senyum Taehyun sekali lagi, maka dia bisa pergi dengan tenang.

Langit malam ini tidak menunjukkan adanya eksistensi bintang, bahkan ratu malam saja bersembunyi di balik awan. Tidak ada tanda tanda hujan akan turun, tapi tetap saja langit terlalu gelap.

Langkah Jina terhenti saat melihat sosok yang dia cari tengah berjalan lunglai, bak orang mabuk, dengan membawa botol minuman kaca di tangan kirinya.

Berjalan sendu menatap setapak yang akan dia langkahi, kemudian kembali minum dari botol kaca itu.

"Taehyun menyakiti dirinya lagi," gumam Jina sedih.

Dilihat pemuda itu berhenti, kemudian mendongak menatap langit suram. Seakan mencari keberadaan harapan harapan yang dulunya di gantung di atas sana.

Taehyun meloloskan tawa kecut, membelokkan diri hingga menabrak pagar pembatas, melihat sungai yang membentang panjang mencerminkan redupnya malam.

Dia sakit, dia hancur di dalam, tapi enggan mengungkapkan. Memilih menyakiti diri sebagai pelampiasan.

Merogoh sakunya untuk membuka kotak putih, kemudian mengeluarkan gulungan nikotin perusak paru paru.

Taehyun menyalakan api dan membakar ujungnya, menyesap ujung lain dengan tidak sabaran, kemudian terbatuk sembari menghembuskannya.

Taehyun bukan pecandu rokok. Seumur umur, ini ketiga kali dalam hidup mencicipi batangan itu.

Pertama,

saat menghilang setahun di hadapan Lena karena mengetahui fakta, membuatnya hancur karena kehilangan dua orang sekaligus sampai berani membeli benda perusak ini.

Kedua,

saat dia merindukan sang Bunda teramat dalam, merokok ditemani mendung di balkon kamar, namun berakhir dia terbatuk sendiri dan urung.

virtual 2.0 || kang taehyun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang