※06

199 74 135
                                    

"Beomgyu pernah sama seperti Ryujin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Beomgyu pernah sama seperti Ryujin. Itu alasan kenapa dia bisa berkeliaran padahal saat itu masih koma."

"Taehyun, dengar, ini memang tidak masuk akal, tapi ini nyata."

"Coba untuk jujur, setidaknya pada dirimu sendiri. Karena mungkin, sekarang, Ryujin sedang menggantungkan hidupnya padamu."

"Program memang menyeramkan, manipulatif, tidak masuk akal. Tapi aku pernah mengalaminya dan ini sungguhan."

"Taehyun, tunggu—aku serius!"









Apa ini bahkan bisa dipercaya?

Sejak kedatangan Kim Jina semua terasa seperti bualan, tidak ada yang nyata menurutku.

Tapi seorang Seo Lena sampai mengatakan hal seperti ini... sedikit membuatku takut untuk memercayai kalau ini hal nyata.

"Baru pulang, Taehyun?"

Aku mendengus. Lelah menghadapi pria sok peduli yang kini merapikan dasinya sambil menuruni tangga.

"Ayah ada acara dengan rekan bisnis, kamu sudah makan malam?"

Katakan aku kurang ajar karena mengabaikan orang tua, tapi aku sudah cukup muak dengannya. Apa dia punya malu?

Pria itu menghela napas, melirih, "Mau sampai kapan kamu mendiami ayah, Taehyun?"

Sampai kapan katanya?

Ha

Hahahahaha, menyebalkan.

"Jika anda bisa mengembalikan senyum bunda," jawabku sebelum menaiki tangga.

"Tapi—Taehyun! Ayah bicara padamu!"

Brak!

Aku muak, tapi aku tidak bisa keluar dari rumah ini. Ada janji yang harus aku tepati di sini.

Hari ini cukup menguras batin.

Memilih berlama lama di kamar mandi, aku hanya berusaha mengosongkan pikiranku.

Terutama soal Jina dan program, juga rasa sesak setiap aku bicara dengan Lena.

Bagaimanapun, dia masa lalu yang menderita karena kesalahanku. Aku yang pengecut di sini. Memendam rasa, lalu sakit.

Tanpa sadar, langkah kakiku berhenti di balkon kamar. Tempat penuh kenangan yang tidak pernah aku buka sejak rumah berantakan.

Kenapa aku kesini?

Duduk di lantai, membiarkan handuk kecil bertengger di rambut basahku, aku mendongak.

Niatku melihat bintang, menghitung sebanyak mungkin harapan yang sudah dipanjatkan malam ini.

"Bunda, kenapa sinar bintang berbeda beda?"

"Heumm... Bintang itu seperti harapan, nak. Semakin besar harapanmu, maka sinarnya juga semakin terang."

virtual 2.0 || kang taehyun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang