Chapter 26

4 1 0
                                    


Pagi pun tiba, aku terbangun dan tidak menemukan Rainny disebelahku

"Tumben sekali dia sudah bangun" ucap ku dalam hati sambil merenggangkan tubuhku. Aku pun beranjak dari kamar dan pergi menuruni anak tangga.

"Pagi kak Cass," sapa Rara. Nana dan Rainny terlihat sibuk di dapur, sepertinya sedang membuat sarapan.

"Tumben sekali kalian bangun duluan dan membuat sarapan," ucapku sambil menuruni anak tangga.

"Sekali-kali lah kak hehehe," ucap Nana.

Lalu kami sarapan dengan scrambled egg, pancake dan bacon. Menu ini menjadi pilihan Nana karena dia bilang dia rindu dengan Kanada.

Setelah sarapan selesai, kami membersihkan peralatan makan kami. Setelah itu, mereka bertiga membantu ku memasukkan koper dan barang bawaan ke dalam mobil.

"Hati-hati ya Cass, kamu kan sudah lama tidak menyetir," ucap Rainny.

"Iya Rain, pasti. Kalo begitu aku berangkat ya semua nya. Dah!" Aku pun masuk kedalam mobil. Di dalam aku melambaikan tangan ku ke arah mereka lalu pergi menuju Jakarta.

****

Di perjalanan hanya suara radio yang terdengar dan ditemani dengan segelas coklat hangat yang aku beli di salah satu kedai yang melayani drive thru tadi. Rasanya sangat sepi jika pergi sendiri tanpa tiga anak itu. Yang biasanya perjalanan di penuhi suara nyanyian Nana, Rara yang mendumel karena kelaparan, Rainny yang suka bercerita. Namun kini hanya aku sendirian.

Jam sebelas siang, aku melipir ke rest area. Tol lumayan padat karena ini hari weekend, orang kota banyak yang pergi menuju Bandung untuk sekedar liburan sebentar atau pulang kembali ke kota sehabis liburan.

Setelah cukup beristirahat dan membeli berbagai macam cemilan disana, aku melanjutkan kembali perjalananku. Macet menimpaku selama diperjalanan, sepertinya aku akan sampai malam hari.

Benar saja, aku tiba di rumah pada pukul sembilan malam. Sepertinya semua orang rumah sudah tidur. Aku pun mengintip dari jendela, ternyata bi Sri masih bangun dan sedang duduk di sofa ruang tamu. Aku pun mengetuk pintu

Tok tok tok

Pintu pun dibuka oleh bibi, "eh neng Cassie, malam sekali sampai nya?" Aku pun tersenyum dan memeluk bi Sri.

"iya bi, tadi macet sekali. Bibi sudah sehat?"

"Sudah kok anak manis, ayo masuk sudah malam. Sini bibi bantu bawa" Bibi bantu membawakan tas-tas yang aku bawa.

Saat aku pulang ke Jakarta kemarin, bi Sri pulang ke kampung halamannya karena dia sakit. Mama menyuruh dia untuk beristirahat dirumah nya sekalian memberi hari libur untuk nya karena sudah bekerja dengan baik.

"Mau coklat hangat, gak neng Cassie?" ucapnya seusai meletakkan barang-barang bawaanku di kamar.

"Boleh bi, nanti taruh di atas meja belajar ya. Aku mau bersih-bersih dulu."

Bi Sri sudah bekerja di rumah ku lebih dari sepuluh tahun, dia sudah seperti ibu ke dua untuk ku. Dia yang menjaga aku dari kecil karena kedua orang tua ku sibuk bekerja.

Aku bercerita banyak hal padanya, dia pun tahu tentang hubungan ku dengan kak Dave dan rasa yang ku pendam pada kak Dave. Saat aku keluar dari kamar mandi, diatas meja belajar sudah terdapat sebuah mug berisi coklat hangat yang masih mengepul asapnya.

Seperti biasa, aku membawa mug itu ke balkon dan duduk disana sambil memandangi langit. 











Hello,

terima kasih sudah membaca :)

Painful EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang