Chapter 3

6 3 0
                                    

Pagi hari pun tiba, Nana membangunkan Rainny untuk bersiap-siap terlebih dahulu, tetapi Rainny bilang kalau dosennya batalin kuliah hari ini. Nana pun mengangguk dan memilih untuk bersiap-siap. Aku dan Athena pergi ke kampus menggunakan mobil milik Athena.

Di perjalanan, kami sedikit berbincang-bincang tentang hal yang terjadi kemarin. Setelah sampai di parkiran kampus, kami pun berjalan menuju ke gedung fakultas Kedokteran bersama. Di tengah-tengah perjalanan seseorang menyapa ku.

Pagi Cassie!

Kami menoleh dan mendapati Raffa Damian, manusia paling jahil dan senang membuatku marah, dia tidak akan membiarkan aku hidup dengan tenang walau sehari saja. Dia berjalan mendekati kami.

Jadi Cassie aja nih yang disapa? tanya Athena dengan nada menggoda.

Hehehe pagi juga Nana, balas Raffa.

Cass, ayo kita sarapan dikantin bersama, ajak Raffa.

T-tapi.. Belum sempat aku selesai bicara, ucapanku dipotong oleh Athena.

Tak apa, aku akan langsung ke fakultas ku saja. Jaga dia ya kak Raffa, sampai jumpa! ucap Athena.

Athena pun melambaikan tangannya sambil pergi meninggalkan aku dan Raffa. Aku berjalan menuju kantin bersama Raffa, bisa dilihat lirik-lirikan serta bisik-bisikan setiap kali aku berjalan bersama dia.

Tentu saja orang-orang fakultas bingung melihat kami berjalan bersama, karena biasanya kami seperti kucing dan anjing yang hanya bisa bertengkar dan beradu mulut satu sama lain. Jarang kami damai seperti ini.

Kamu mau makan apa, Cass? Aku yang traktir. Aku menatapnya dengan tatapan heran.

Tumben sekali, kamu sakit atau gimana? ucapku sambil meletakkan punggung tangan ku di dahi nya seolah-olah mengecek suhu tubuh.

Yeu, beneran nih! Cepat putuskan atau aku akan berubah pikiran. Aku pun tertawa kecil.

Oke-oke, pesankan aku bubur saja,

Tak lama Raffa datang membawa makananku dan dia, kami langsung melahap sarapan kami pagi itu sampai tak bersisa.  Tiba-tiba satu orang teman nya datang menghampiri kami.

Aduh-aduh, Raffa ini modusnya hebat juga ya, ucap temannya Raffa. Raffa memandang malas ke arah temannya itu.

Traktir aku dong Raffa, ucap temannya dengan nada mengejek. Raffa menghembuskan nafas nya sambil menatap temannya itu.

Yasudah sana pesan saja!  Jangan mahal-mahal nanti uang ku habis! ucap Raffa. Temannya pergi memesan makanan dengan wajah sumringah senang.

Raff, aku ke kelas duluan ya. Kelas ku mulai sebentar lagi, ucapku. Kak Raffa menatap lekat padaku dan mengangguk.

Yasudah. Belajar yang benar agar otak mu tidak kosong hahahaha, ucap Raffa dengan nada mengejek.

Aku pun menatapnya sambil melebarkan mataku. Aku meninggalkannya begitu saja tanpa berbicara satu patah kata pun, malas bertengkar dengannya saat ini.

****

Malam hari tiba, aku kembali menginap di rumah Nana karena dia bilang dia kesepian dan butuh teman. Kami berdua saja karena Rainny sedang sibuk dengan tugas-tugasnya.

Cass, Aku sudah di fase jenuh dengan kak Mikhael huft... Aku tersenyum ke arah Nana dan mengusap kepalanya untuk menenangkan dia.

Tak apa, wajar kok. Istirahatkan hati mu. Sudah 4 tahun kamu habiskan untuk mencintai diam-diam, pasti lelah sekali. Nana mengangguk lesu.

Aku selalu berharap agar dia punya kekasih secepatnya karena aku benar-benar tak bisa mengontrol hati ini. Lebih baik seperti itu dan membuat hati ku mati rasa dengan dia agar tidak kembali jatuh. Aku pun mengelus kepalanya pelan.

Dasar! iya-in aja deh.

Oh ya, Cass. Aku menemukan sebuah fakta baru hari ini, ucapan Athena membuatku menjadi penasaran.

Ada apa? tanyaku.

Wanita yang bersama kak Ezra itu ternyata— Perkataan Nana seketika terpotong karena ada orang yang mengetuk pintu rumahnya.

Tok tok tok












"Aku selalu berharap agar dia punya kekasih secepatnya karena aku benar-benar tak bisa mengontrol hati ini. Lebih baik seperti itu dan membuat hati ku mati rasa dengan dia agar tidak kembali jatuh."

- Nana





Hello,
Terima kasih sudah membaca :)

Painful EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang