Chapter 16

7 2 0
                                    

Dalam hati aku berhitung “Satu.. dua.. tiga.

“CASSIE!” Sudah ku duga, akhir-akhir ini awal hari ku di kampus adalah mendengar teriakan dari kak Raffa.

Dia berlari mendekat ke arah ku, “Cassie, mau ku traktir?” Aku menatapnya sekilas dengan tatapan heran.

“Kamu ini kenapa sih kak? Dua kali dalam bulan ini kau menraktir ku. Mimpi apa kamu semalam?” Kak Raffa yang mendengar perkataan ku mencebik.

“Aku lagi baik loh, Cass. Yakin ga mau?” ucap kak Raffa sambil menaik turunkan alisnya.

Aku memutar kedua bola mataku dan mengangguk, “iya iya, lumayan irit uang.”

Sesampainya disana, kami pergi mencari tempat duduk terlebih dahulu. “Kamu mau apa, Cass?” tanya kak Raffa. “Pesankan aku susu dingin saja.”

“Gak makan?” tanya kak Raffa. Aku pun menggeleng “Sudah makan dirumah tadi.” Raffa masih menatap ku dengan tatapan tidak yakin.

“Benar tidak?” Aku pun mendengus “Benar, kak Raffa Damian, sudah sana keburu jam kuliah mulai!” ucapku dengan nada sedikit kesal.

Akhirnya Raffa pergi untuk membeli sarapan nya dan susu titipan ku. Tak lama dia kembali dengan semangkok bubur dan segelas susu dingin.

“Nih, diminum sampai habis!” Aku hanya mengangguk sambil menerima susu itu.

Tiba-tiba kak Firzzy datang. Laki-laki yang berasal dari fakultas DKV itu merupakan teman dekat kak Raffa. “Pagi, tumben akur?” Aku dan kak Raffa menatap kak Firzzy dengan malas.

“Aku sudah lelah bertengkar dengan nya.” Raffa mengangguk mendengar ucapan ku. “Iya sama.”

“Wow, suatu kejadian yang langka nih Hahaha,” ucap kak Frizzy. Kak Frizzy pun duduk dan bergabung bersama kami. Saling bercerita sebentar sebelum dia kembali ke fakultas nya.

Tak terasa jam menunjukkan pukul sembilan lewat lima menit. “Kak Raffa! Aku telat!” aku dan kak Raffa saling bertatapan sebelum akhirnya berlari menuju ke arah kelas.

Salah kan aku yang lupa waktu dan keasikan mengobrol.
Sesampai nya di depan kelas, dosen sudah terlihat sedang mengajar.

Aku takut sekali dimarahi karena sebelumnya aku tidak pernah telat. Aku memberanikan diri lalu mengetuk pintu kelas.

Dosen itu menghentikan penjelasannya dan menyuruh aku masuk.

“Dari mana saja kamu sampai telat?” Aku menunduk takut. “Maaf pak, saya habis dari perpustakaan,” ucap ku berbohong. Dosen itu hanya mengangguk lalu mempersilahkan aku duduk.














'Jika seseorang mau menerima masa lalu mu dengan dada yang lapang, sesungguhnya kamu bertemu dengan orang yang tepat.'
-Cassie














Hello,
Terima kasih sudah membaca :)

Painful EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang