Chapter 21

6 1 0
                                    

Aku pun langsung naik ke lantai dua dan pergi mandi, setelah itu aku turun ke bawah untuk memasak makan malam.

Aku pun membuka kulkas dan tidak menemukan bahan-bahan yang dapat di masak. “Duh, aku lupa belanja bulanan. Pantas saja kulkas ini kosong.”

Aku menutup kulkas dan mencoba mencari bahan yang sekira nya dapat dimasak di kitchen set. Dan ya, tidak ada satu pun yang tersisa.

“Sudah malam pula, yaudah lah dari pada kelaparan mending cari makan diluar.” Aku mengambil kunci mobil ku lalu berjalan menuju kearah garasi.

Sangking sering nya berangkat bersama Nana, aku jadi lupa bahwa aku mempunyai mobil dan menelantarkan nya. Saat aku mencoba untuk menstrater mobil, ternyata bensin nya habis.

Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki menuju mini-market. Lumayan jauh memang. Aku hanya membeli beberapa makanan ringan, mie instan dan minuman disana.

Saat aku mengantri di kasir, aku melihat kak Dave sedang membayar belanjaan nya di kasir tepat di depan ku.

Setelah dia menyingkir, kini giliran ku untuk membayar belanjaan ku, aku meletakkan keranjang belanjaan ku di meja kasir dan mencoba untuk menyapa nya.

“Kak Dave?” Kak Dave pun menoleh ke arah ku, “Oh, hai cassie.”
“Kakak belanja nya banyak sekali.” Dia pun tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya.

“Hehe iya, ada yang mau datang ke rumah besok.” Aku pun menggangguk.

“Oh, pasti spesial sekali ya orang nya.” Dia hanya tersenyum kikuk.
Aku membayar belanjaan ku dan menenteng plastik belanjaan. Diluar hujan turun sangat deras.

“Haduh, kok hujan sih. Aku lupa bawa payung lagi.” 

TIN TIN

“Cassie, mau bareng ngga?” tanya kak Dave yang memberhentikan motornya di hadapan ku.
“Ahh, gak usah kak. Aku nunggu hujan reda aja.”

“Oh, yasudah aku duluan ya.” Dia menjalankan motor nya dan meninggalkan ku. Aku membalasnya dengan senyuman tipis.

Aku menghela napas ku, menunggu hujan deras ini reda pasti akan lama ditambah perut ku sudah sangat lapar. Tiba-tiba ponsel ku berbunyi.

“Halo?”

“Hai cassie, kamu dimana?”

“Oh Rainny, aku lagi di mini-market. Ada apa?”

“Oh begitu, aku di rumah mu mau menginap  tapi kamu gak ada. Aku kira kamu nginap lagi di rumah Nana.”

“Ada apa Rain? Tumben sekali mau nginap”

“Kunci rumahku terbawa oleh Rara. Sangat mustahil untuk pergi ke rumah Nana, rumahnya jauh.”

“Oh, yaudah. Jemput aku ya di mini-market depan gang rumahmu.”

“oke, aku jalan sekarang.”

Setelah telfon mati, aku menghela napas lega. Akhirnya aku bisa pulang tanpa basah-basah an.

Jujur aku sedikit kecewa dengan kak Dave, aku kira dia akan memaksa ku ikut dengan nya. Namun kenyataannya tidak, salah ku juga menolaknya.

TIN TIN

Tak lama Rainny datang dan menglakson mobilnya. Aku lari mendekati mobil itu lalu masuk dengan cepat.

“Kok bisa disini? Ngga bawa payung memang?” aku menggeleng.
“Ngga, aku lupa. Tadi saat aku kesana langit nya cerah, jadi aku kira tidak akan hujan.”














'Berdoa untuk disatukan kembali, di kabulkan, diberi sedikit permainan kecil takdir untuk mendewasakan.'
-Cassie






















Hello,
Terima kasih sudah membaca :)

Painful EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang