Chapter 15

6 2 0
                                    

Mobil Rainny sudah berhenti sejak dua menit yang lalu. Aku yang masih melamun tidak menyadarinya sama sekali.

“Cassie,” panggil Rainny. Aku pun tersentak saat Rainny memanggilku sambil menepuk pundak ku. “O-oh sudah sampai,” ucapku.

“Kamu baik-baik aja, Cass? Mau aku temani?” Aku pun menggeleng
“Tidak usah Rain, lebih baik kamu pulang dan beristirahat. Aku baik-baik saja,” ucapku sambil tersenyum agar tidak membuat dia khawatir.

“Baiklah, tapi jika ada apa-apa jangan lupa telepon aku ya.” Aku mengangguk lalu turun dari situ. Rainny membuka kaca jendela nya “Terima kasih ya Rain.”

Rainny pun mengangguk lalu melajukan mobilnya. Aku masuk kedalam rumah dan pergi mandi sembari menyegarkan pikiran ku. Keramas membuat ku menjadi lebih baik dan menenangkan.

Setelah selesai berpakaian, aku pergi kedapur membuat segelas coklat hangat lalu meminum coklat itu di balkon kamar ku. Langit malam sangat bisa membuatku tenang. Angin sejuk, suasana yang tenang, bintang yang kerlap-kerlip serta bulan yang selalu ada menjadi hal favoritku di malam hari.

Apalagi saat pikiran sedang kalut seperti ini. Kalau di tanya kenapa bertemu lagi dengan dia bisa sesedih itu, ya bayangkan saja. Aku dan dia sudah lama tidak bertemu, sebelum itu kami sempat sedikit renggang karena aku berpikir kami sudah besar tidak sepantasnya kami bermain lagi seperti dulu. Tapi ya, aku menyimpan rasa pada nya.

Setelah itu kami berpisah lama sekali, aku tidak bertemu dengannya bertahun-tahun sambil masih berharap jika dia kembali dan akan menepati janji nya bahwa kita akan bersama selamanya. Dan janji itu membuat ku berharap banyak, sangat banyak sampai berpikir jika nanti aku akan lebih dari sekedar teman dekat untuk nya.

Ternyata tidak, aku salah. Sampai kapan pun aku akan di pandang teman oleh dia. Dan itu sangat menyakitkan, dada ku ikut terasa sakit dan sesak.

Jam menunjukkan pukul satu pagi, aku memutuskan untuk tidur karena besok ada kuliah yang harus aku hadiri.

~~~

Pagi pun tiba, aku yang sudah berpakaian rapi sedang membuat sandwich untuk sarapan. Aku memakan sandwich ku di ruang tamu sambil menunggu Nana menjemputku.

Tak lama, klakson mobil Nana terdengar. Aku langsung mengambil tas dan sneli ku lalu mengunci pintu. “Morning Cassie.” Aku tersenyum mendengar sapaan Nana. “Morning Nana.”

“Sudah? Ada yang tertinggal?” tanya Nana. Aku pun langsung mengecek sekilas dan mengangguk “Sudah semua, ayo berangkat.”

Kami pun pergi menuju kampus. Sesampai nya di kampus, aku di turunkan Nana di fakultas ku karena dia akan memarkirkan mobil nya di fakultas nya.

Dia bilang kakak laki-laki nya akan ke Bandung, jadi dia akan pulang lebih cepat dari biasanya.














'Tertipu oleh janji manis yang sayangnya merekat di hati itu pedih sekali ya rasanya.'
-Cassie













Hello,
Terima kasih sudah membaca :)

Painful EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang