Chapter 18

4 2 0
                                    

Kami melanjutkan perjalanan menuju ke rumah ku yang tak jauh dari situ.

Tak lama kami sampai, aku turun dari mobil Nana dan memutari mobil itu lalu berdiri di dekat jendela supir.

Nana membuka kaca mobilnya.
“Na, gak mau mampir?” tanyaku.
“Sepertinya tidak dulu kak, kak Kris mengajakku untuk pergi makan di luar.” Aku pun mengangguk mengerti.

“Baiklah, terima kasih ya. Hati-hati di jalan.” Mobil Nana pun kembali melaju meninggalkan rumah ku.

Saat aku sedang membuka gembok yang mengunci gerbang rumah ku, aku melihat sebuah motor yang mirip dengan motor tadi terparkir di sebelah rumah ku.

Mungkin orang lain,” ucapku dalam hati.
Aku pun masuk dan bergegas mandi dan membersihkan rumah mengingat kak Raffa akan datang nanti.

Dan tak lupa memasak makan malam untukku dan Kak Raffa nantinya.
Tak lama setelah aku selesai memasak, pintu rumah ku di ketuk.

Tok tok tok

Aku membuka pintu dan menemukan kak Raffa yang tersenyum lebar.
“Ah kak Raffa, ayo masuk anggap saja rumah sendiri.” Kak Raffa melangkahkan kaki nya kedalam rumah sambil melihat-lihat sekeliling.

“Rumah mu masih antik ya Cassie, keren sekali.”
“Iya kak, ini rumah nenek ku dulu. Jadi banyak barang-barang antik disini.”

Selama kami berteman, ini adalah pertama kalinya kak Raffa mengunjungi rumahku. Karena begitu seringnya aku menginap dirumah Nana.

Kami pun duduk di sofa ruang tengah, kak Raffa pun mengeluarkan buku-buku nya dan menyalakan laptop nya.

Aku pergi ke kamar untuk mengambil buku-buku dan laptop ku juga, lalu ikut bergabung bersama kak Raffa di ruang tengah.

Saat kami sedang fokus pada tugas-tugas kami, tiba-tiba pintu di ketuk.

Tok tok

Kegiatan kami pun terinterupsi sejenak, “aku buka pintu dulu ya kak.” Ucap ku pada kak Raffa.

“Tunggu, aku ikut,” ucap kak Raffa sambil menahan tangan ku. “Hah? Gak usah kak, paling tetangga.”
Kak Raffa menggeleng “Tidak tidak, ini sudah jam tujuh malam. Bagaimana kalau di depan pintu itu orang jahat atau semacamnya?” Aku pun menganggukkan kepalaku pasrah.

Pada akhirnya kak Raffa berjalan di belakang ku menuju ke arah pintu.
Aku membuka pintu dan melihat Dave Adhitama yang menjadi pelaku pengetukan pintu, tangan nya membawa sebuah piring berisi donat.

“Ka-Kak Dave,” lirihku.
Wajahnya sama terkejut nya dengan ku, “Cassie, kamu tinggal disini?” Aku mengganggukan kepala ku dengan kikuk. “Um, ini buat kamu. Untuk menyapa tetangga.”

Aku menerima piring itu dengan perasaan kacau. Sangat kacau. Jika saja aku melamun saat itu, pasti piring itu akan terjatuh. “Terima kasih kak,” ucap ku masih berusaha tegar.

“Ya sama-sama. Yasudah aku pulang dulu ya, sampai jumpa.” Dia pun meninggalkan rumah ku dan kembali ke rumah nya. Aku kembali kedalam dan menatap kak Raffa yang sedang berdiri tak jauh dari ku dengan tatapan yang kacau.

“Cassie, kenapa? Ada apa?” Aku melalui nya begitu saja menuju ke dapur. Dia mengikuti ku sambil terus bertanya pada ku.

“Cassie! Kamu kenapa? Jawab!” Aku terduduk lemas di kursi meja makan sambil berusaha berpikir jernih.
“Cassie kamu ken-“ aku memotong ucapan kak Raffa karena demi Tuhan, aku sedang kacau saat ini. “Kak, pulang ya.”

Dia menatapku heran. “T-tapi kenapa?” Aku pun menggeleng “pulang kak!”

“Jelas-“ Aku pun lepas kendali.
“KAK! Pulang! Aku butuh waktu sendirian! Please.” Aku melihat wajah nya yang terlihat marah.

Tanpa mengatakan apapun dia langsung pergi mengemasi barang nya dan keluar dari rumah.

Pikiran ku sangat amat kalut, pikiranku yang sudah terkuras saat mengerjakan makalah tadi pun tambah terbebani dengan kejadian ini.

Rasa menyesal muncul karena tidak sengaja membentak kak Raffa, aku tidak bermaksud padahal.

Menangis lagi. Sudah berapa banyak air mata yang keluar untuk seorang Dave Adhitama.

Sifat nya berubah, dia berubah. Dingin sekali dan seakan tidak peduli lagi pada ku, berbasa-basi pun tidak. Hati ku sakit sekali, sesak.

Sampai-sampai rasanya dada ku juga ikut sakit. Aku terlalu berharap banyak.
















'Tuhan punya segala cara untuk menyatukan yang harus bersatu dan memisahkan yang tak seharusnya bersatu'
-Cassie

















Hello,
Terima kasih sudah membaca :)

Painful EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang