Chapter 14

7 2 0
                                    

Mata ku menangkap seseorang yang baru saja memasuki cafe seorang diri. "Dave", ucap ku dengan lesu.

Seakan sudah habis, air mata ku tidak turun. Tetapi sakit di dada ku semakin menjadi-jadi.

Setelah dia memesan, matanya bertemu dengan mata ku.

Mereka semua bingung apa yang sedang terjadi. Namun setelah mereka menoleh, mereka menemukan Dave Adhitama berdiri mematung tidak jauh dari meja kami.

"Dave?!" ucap Nana. Rainny dan Rara melihat ke arah ku untuk memastikan apakah aku baik-baik saja. Aku pun berkata kepada Raffa

"Kak Raffa, kita pergi yuk dari sini", ajakku.

Kak Raffa yang tidak tahu apa-apa hanya bisa mengangguk dan membawaku pergi dari cafe itu. Nana, Rara dan Rainny masih berada di cafe itu sambil berdiskusi kecil.

"Itu benaran kak Dave kan?" tanya Nana. Rara pun mengangguk.

"Iya benar. Tadi saja dia memandang kak Cassie sebegitu nya", ucap Rara.

"Lebih baik kita hampiri Cassie", ajak Rainny. Lalu mereka pun beranjak dari cafe itu dan menghampiriku yang sedang berada di dalam mobil bersama Raffa.

Tak lama Rainny, Nana dan Rara terlihat menghampiri mobil Raffa. Pikiran ku masih kalut, tujuan ku kesini bukan untuk menambah pikiran. Tetapi takdir mempertemukan ku lagi dengan dia.

Tok tok tok

Rara mengetuk jendela supir, lalu kak Raffa pun membuka jendela itu.

"Cassie mau pulang saja atau bagaimana?" ucap Rainny.

Aku mengangguk tanpa menatap ke arah mereka. "Antar aku pulang ke rumah ku ya Rain"

"Yasudah, pulang sama aku aja biar Nana dan Rara bisa langsung pulang", ucap Rain. Aku hanya mengangguk lesu lalu turun dari mobil.

"Rain, jaga Cassie ya." Mendengar Raffa mengatakan hal itu, Rainny pun mengangguk. Aku dan Rainny berjalan menuju ke arah mobil Rainny yang tak jauh dari situ.

Di perjalanan, aku hanya melamun. Bayang-bayang masa lalu kembali hadir.

"Kak Dave, nanti cari Cassie ya hihihi." Dave yang saat itu sedang fokus duduk sambil menonton kartun favoritnya hanya mengangguk pasrah pada ucapan Cassie.

"Baiklah, sekarang Cassie sembunyi dulu ya. Nanti kak dave cari", ucap Dave kecil.

"Satu... dua... tiga... empat... lima! Sudah, belum?" Tak ada yang menyahuti Dave. Cassie tertawa kecil di anak tangga paling atas, dia membuka kamar yang terdapat sebuah pahatan nama Dave dan masuk kedalam. Cassie yang berniat bersembunyi di kolong meja belajarnya Dave pun terhenti saat melihat sebuah buku yang menarik perhatiannya.

"Ini pasti buku diary nya kak Dave. Aku buka ah hihihi." Cassie terduduk di atas kasur milik Dave sambil membuka buku diary itu. "Wah ada foto aku juga saat di mall bersama kak Dave."

Anak umur lima tahun yang belum lancar membaca itu berusaha mengeja satu persatu kata-kata berantakan itu yang ada di bawah sebuah foto. "C.. A.. S.. S.. I.. E. Cassie"

"Huh panjang sekali sih. C..A.. N, Can. T.. I.. K tik. Cantik." Cassie sampai tak sadar ada yang memperhatikannya dari jauh. "Cassie cantik. Uwah kak Dave keren, bisa tulis kata-kata."

"Hayo cassie ketemu HAHAHA." Cassie sedikit tersentak kaget.

"Ih kak Dave, Cassie kaget tahu huh." Dave tersenyum ke arah Cassie.

"Siapa suruh sibuk sendiri, bukannya sembunyi." ucap Dave kecil.

"Aku lagi baca ini." Dave terkejut dan mengambil alih buku itu.

"Cassie gak boleh baca ini. Ini rahasia, rahasia itu gak ada yang boleh tahu." ucap Dave panik.

Cassie hanya mengangguk polos "Baiklah kak Dave." Mereka pun bermain lagi dan tertawa dengan bahagia bersama-sama.

Author's note :
Cassie kecil paling suka jika dia bermain di rumah kak Dave kesayangannya itu. Bahkan saat ibu nya mengajak dia pulang, Cassie menangis dan selalu berkata tidak ingin pulang. Dasar anak kecil :)










'Jangan sia-sia kan hari ini, dirimu di masa depan sangat berharap pada diri mu yang hari ini.'
-Cassie










Hello,
Terima kasih sudah membaca :)

Painful EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang