Chapter 2

21 3 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 5 sore, mata kuliah hari ini pun selesai. Aku merasa sedikit pusing dan mual karena harus bertatapan dengan darah saat berada di lab tadi. Aku pergi ke depan dan menemukan Athena sedang menungguku di salah satu kursi dekat dengan pintu masuk gedung fakultas ku.

"Kamu udah nunggu lama?" tanyaku. Dia menoleh dan tersenyum

"Tidak kok, baru saja. Ayo kita pergi sekarang!" ucap Athena.

Kami pun berjalan menuju ke parkiran mobil sambil sedikit mengobrol. Kami pergi ke salah satu mall di Bandung menggunakan mobil Athena. Di perjalanan, pikiran jahil muncul di kepala ku

"Hey Na! Bagaimana hubungan mu dengan kak Mikhael itu?" tanyaku sambil memasang wajah ngeledek. Wajah Athena terlihat bersemu dan pipinya menjadi merah.

"Kamu ini. Ya mau bagaimanapun tidak akan ada kemajuan. Dia terlalu dingin dan cuek, susah untukku menggapainya. Lagipula dia ada di Jakarta, setidaknya akan memudahkanku untuk mundur nantinya. " jawabnya.

"Kau tahu Na, istirahatkan hati mu. Kasihan dia pasti lelah karena mencintai tapi tak kunjung mendapat balasan."

"Ya aku tahu,Aku selalu berharap agar dia punya kekasih secepatnya karena aku benar-benar tak bisa mengontrol hati ini. Lebih baik seperti itu dan membuat hati ku mati rasa dengan dia agar tidak kembali jatuh," sambil menyetir Athena tersenyum dan melihat ku sekilas

"hanya saja hati ini sepertinya butuh sebuah paksaan dan tamparan realita. Kalau rasa ini belum mati pasti akan kembali nanti," ucapnya kembali sambil tersenyum sendu.

"Kau adalah adikku yang paling kuat," ucapku sambil tersenyum dan mengusap kepalanya. Meski dia bukan adikku, aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan selama lima belas menit, kami sampai di salah satu Mall di kota Bandung. Kami pergi ke sebuah toko buku terlebih dahulu untuk mencari buku yang sekiranya aku butuh kan dan berguna untuk materi kuliah ku. Setelah selesai memilih buku, kami membayar buku-buku itu lalu pergi untuk berjalan-jalan atau sekedar melihat-lihat.

Aku dan Nana saling menatap karena melihat Rainny yang sedang berada di mall itu juga sambil membawa plastik belanjaannya.

"Kak Rain!" Nana pun memanggil Rainny, alhasil Rainny yang tadinya terpaku pada ponsel nya pun melihat ke arah kami. Dia melambaikan tangannya dan menghampiri kami.

"Kalian beli buku disini?" tanya Rainny. Aku menganggukkan kepalaku.

"Astaga, bukannya bilang tadi biar bareng." Nana pun menatap Rainny tak terima.

"Ih! Tadi kan kakak sudah bilang ngga mau tanpa nanya tempatnya dimana huhh," ucap Nana. Aku pun terkekeh melihat mereka beradu argumen

"Hey! Sudah-sudah. Ayo kita kesana saja! Ada cafe yang baru buka disana, mau mampir?" tanyaku. Nana dan Rainny menganggukkan kepala mereka setuju dengan ide yang ku sampaikan. Kami pun memasuki cafe itu dan duduk di salah satu meja.

"Ayo kita pesen minuman!" ajak Nana pada kami.

"Ah, aku cape nih! Kalian tolong pesankan aku minuman ya hehehe," ucap Rainny. Kami yang sudah tahu pun hanya mengangguk. Saat kami sedang berdiri untuk keluar dari kursi. Tiba-tiba Rainny memegang tangan Nana.

Painful EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang