Chapter 11 - Can't Get You Outta My Head

902 90 3
                                    

Nyongan...

Please give me a feedback

▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁

Hari minggu malam Jennie disibukkan oleh tugasnya mengerjakan skripsi, kali ini Jennie sedang merevisi BAB 5 nya. Sudah satu jam namun Jennie tak jua dapat menyusun kalimat untuk skripsinya. Pikirannya bukan fokus ke skripsi melainkan kepada sosok pria yang belakangan ini selalu menghantui pikirannya. 

Jisoo.

Yah nama itulah yang selalu memenuhi pikiran Jennie. 

"Ah rese' kenapa sih susah banget fokusnya!" Monolog Jennie yang kesal karena tidak dapat fokus sedari tadi. 

"Pak... Tolong dong keluar bentar dari kepala saya biarin saya ngerjain skripsi sampai tuntas." Ucap Jennie konyol. 

Jennie menjatuhkan kepalanya di meja.

"Kenapa gue kepikiran terus sih sama Pak Jisoo. Duh.." ucap Jennie memukul-mukul pelan kepalanya. 

"Coba baca buku kali yaa. Siapa tahu bisa lupa."

Jennie lantas membuka buku referensinya untuk membaca sebentar berharap dia sedikit bisa melupakan Jisoo dan terfokus dengan skripsinya. Baru sejenak  pikiran Jennie terfokuskan, terdengar suara ketukan pintu.

"Jen.. Kakak masuk ya." ucap suara Sunny dari balik pintu. Belum sempat menjawab namun kakaknya itu sudah di dalam kamar. Jennie menoleh ke arah pintu.

"Apa sih? Malem-malem ganggu orang lagi nugas aja." ucap Jennie.

"Yee kamu ini. Kakak mau minta tolong nih." Kata Sunny mendekat ke arah Jennie dan duduk di ranjang.

"Minta tolong apa?" tanya Jennie penasaran. Dan sudah memutar kursi belajarnya menghadap sang kakak.

"Bantu kakak nyebar undangan nikahan kakak ya. Soalnya kalo kakak sendiri ya mana sempat waktunya." ucap Sunny mengeluarkan setumpuk undangan yang sejak tadi ia sembunyikan di balik punggung.

"Temen-temen kamu juga boleh kamu undang, ini ada beberapa yang masih kosong, isiin aja nama temen-temen akrab kamu." ucap Sunny. Jennie menerima kartu undangan tersebut.

"Oh iya. Pacar kamu juga boleh diundang." Imbuh Sunny.

"Pacar? Siapa pacar aku? Aku ga ada pacar." ucap Jennie mengelak.

"Halah ga usah sok ngelak, kalo bukan cowok kamu, jacket bomber cowok yang kamu pakai kemarin punya siapa? Terus juga yang nganter sampe rumah pakai mobil audi itu siapa?."

"Hmm gini sekarang main rahasia-rahasiaan sama kakak." ucap Sunny mencolek dagu adiknya.

"Aku ga ngerahasiaiin kak, aku emang ga ada hubungan apa-apa sama dia." ucap Jennie. Sunny terkekeh.

 "Jaket itu dia pinjemin ke aku gara-gara kemarin aku lupa ga bawa jaket dan di busway ada yang kurang ajar sama aku, pegang-pegang lengan aku. Beruntung ada dia, terus dia nyegah si PK biar ga berbuat lebih jauh." ucap Jennie, Sunny mengangguk kagum.

"Emang dia siapa sih Jen? Kakak penasaran tahu sama sosok cowok itu!" tanya Sunny.

"Hmm.. Sebenarnya aku baru kenal dia pas dia jadi pengunjung di bar. Tapi habis itu kita ga sengaja ketemu lagi di kampusku" ucap Jennie.

"Kakak perhatiin semenjak kamu kenal dia kayanya kamu jadi jarang sedih sekarang. Baguslah.." ucap Sunny. "Eh tapi dia jomblo juga kan? Awas aja kalo kamu deket sama laki orang!" 

"Jomblo.. Single parents sih lebih tepatnya." ucap Jennie.

"Loh dia udah punya anak?" tanya Sunny terkejut. Jennie menjawab hanya dengan dehaman saja.

My Step Mother's My Ex (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang