Chapter 28 - Pregnancy

1.7K 132 18
                                    

⚠️⚠️ Cerita ini hanya karangan fiktif belaka!! Mohon maaf apabila ada kesamaan Nama, Nama panggilan, atau Tempat. Cerita ini dibuat tidak bermaksud untuk menjelekkan atau menjatuhkan pihak manapun.

🔞🔞🔞 IN YOUR AREA

Sorry kalo typo bertebaran!!!

HOPE YOU LIKE IT!!

Di sebuah ruang dokter obgyn di rumah sakit khusus Ibu dan Anak di bilangan Jakarta Selatan, nampak seorang dokter wanita yang tengah memeriksa Jennie yang berbaring di ranjang periksa. Sudah hampir 1 jam lamanya Jennie menjalani serangkaian pemeriksaan di dokter kandungan. Kini mereka tengah menjalani usg.

"Wah bener nih, berdasarkan pemeriksaan usg bapak dan ibu akan segera mempunyai buah hati. Selamat ya Pak Bu.." Ucap dokter itu ramah sembari menggerakkan alat ultra sonografi diatas perut rata Jennie.

Jisoo tersenyum bahagia sebelah tangannya menggenggam erat tangan Jennie sebelahnya lagi menepuk punggung tangan Jennie yang digenggamnya.

"Usia kandungannya berapa dok?" Tanya Jisoo.

"Usia kandungannya 4 minggu." Ucap dokter itu.

"Masih belum keliatan janinnya karena masih terlalu kecil. Dan usg ini saya lakukan, untuk menentukan hpl." Ucap dokter itu setelah menyelesaikan pemeriksaannya lantas bergerak ke meja dokter.

Jennie menggerakkan tubuhnya perlahan untuk turun dari ranjang periksa, Jisoo dengan sigap membantu sang istri. Setelahnya Jisoo menuntun Jennie mengikuti sang dokter. Jisoo menarik kursi yang akan Jennie duduki lalu mengambil duduk di samping Jennie berhadapan dengan dokter.

Dokter wanita paruh baya itu lantas meminta jejak rekam medis dari serangkaian pemeriksaan tadi yang dibawa oleh perawatnya.

"Dari serangkaian pemeriksaan tadi, tekanan darah Ibu Jennie bagus, hb normal, dan gula darah juga tidak ada masalah. Meski begitu, tolong tetap dijaga ya pak istrinya.. Karena usia kandungan Ibu Jennie masih begitu rentan ada baiknya ibu Jennie tidak boleh kecapekan dan jangan dulu kerja berat. Jangan stress juga ya Bu Jennie karena nanti akan mempengaruhi janin." Saran dokter itu, Jennie dan Jisoo kompak mengangguk.

"Ada lagi yang ingin ditanyakan?" Tanya dokter.

Jisoo tampak gelisah di pikirannya menimang-nimang akankah dia harus menanyakan sesuatu yang menghantui kepalanya. Sementara dokter itu memperhatikan Jennie dan Jisoo secara bergantian.

"Tidak ingin bertanya? Kalo begitu sa..."

"Eh dok.. Sa.. Saya mau nanya." Ucap Jisoo sedikit ragu.

"Iya Pak.. Mau tanya apa?"

Jisoo menoleh sebentar kearah Jennie yang menatap Jisoo heran.

"Hmm... Kalau saya melakukan 'itu' dengan istri saya, boleh kan dok?" Tanya Jisoo dengan menggerakkan tangannya memberi kode dengan tanda kutip kepada dokter.

Dokter itu terkekeh geli. Sementara Jennie wajahnya sudah merah padam, menahan malu dalam hatinya Jennie merutuki Jisoo.

"Sering sekali ditanyakan para suami kepada saya saat pemeriksaan kehamilan istrinya." Ucap Dokter sambil tertawa.

"Tentu boleh, akan tetapi harus tetap hati-hati dan kalo mau melakukan pilih posisi yang aman untuk ibu hamil." Lanjut dokter itu tersenyum ramah. Jisoo pun bersorak dalam hati.

My Step Mother's My Ex (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang