BONUS (SPECIAL EPILOGUE)

127 19 24
                                    

 VERSETTO HARMONY UNDER SNOWFLAKE
(The Answer of Lantern Wishes and A WILL)

• •

Oneshot Bonus Special

- Epilogue 1.1 -

_____________________________________

"Ada satu hal yang mungkin belum diutarakan,
Sebuah perasaan yang penuh misteri tanpa kata yang termaknai oleh janji.
Dua gadis itu berjalan searah,
Dibawah hujan salju dengan tangan yang saling menggenggam."

"Apa yang mereka lakukan kedepan?

Tak ada yang tahu, bahkan takdir-pun tak dapat menerka dan melanjutkan skenarionya untuk mereka."

Itulah yang dikatakan oleh buku ini. Sebuah buku dengan tulisan yang begitu berat untuk dipahami maksudnya. Kata mereka, buku ini selalu termasuk jajaran teratas dalam pembeliannya, tapi bagaimana bisa? sedangkan buku ini saja sangat sulit untuk diterka dan dipahami untuk segelintir orang yang mebacanya.

Sang author menulisnya dengan perasaan yang penuh misteri dan gelap, hampir semua paragraf yang aku temui selalu menyelipkan kata kiasan yang tak dapat dimengerti maknanya. 

Sebuah pesan.. yang mungkin tak dapat dituturkan oleh sang author secara langsung.

______________

"Ting.. 

             Ting.."

Ku menekan tuts piano ini dengan tatapan bosan, kepalaku masih saja dipenuhi dengan sebuah kutipan sebuah novel tua yang telah ku habiskan halamannya dalam semalam. Tanganku menari-nari diatas tuts piano dengan nada yang acak, seakan sedang mengisyaratkan-ku untuk mencari kesibukan yang lain selain memikirkan hal yang tak penting.

Juga, hari ini tampaknya seseorang telah bertindak aneh dihadapanku (lagi). Pagi ini aku tak melihat Siyeon sama sekali, ia juga tak memberitahu-ku sebelum pergi. Nomor telepon yang biasa ia gunakan-pun, secara mendadak tak aktif. Aku benar-benar memikirkannya sekarang.

Sesaat ku memikirkannya, fokusku mulai terganggu dengan suara kicauan burung dari luar. Ku menatapnya, dan berdiri didekat jendela besar yang tak jauh dari grand piano-ku berada.

"Musim salju.." Aku benar-benar tak menyadarinya kalau salju pertama telah turun dengan cepat dibanding yang aku pikirkan. Aku terkekeh kecil sesudahnya, sembari mengingat diriku yang masih berbeda dimensi dengan seseorang yang berharga dikala itu.

Hampir semua topik kami keluarkan dihari itu, tanpa saling menyinggung keberadaan alam yang benar-benar membatasi langkah, kami tertawa layaknya dua anak kecil yang sedang bercengkrama dengan lelucon seadanya.

Matanya yang disaat itu terlihat hangat, disitulah untuk pertama kalinya aku merasa nyaman dengan seseorang tanpa harus berpikir secara berlebihan. Dibalik wajahnya yang dingin itu, tersimpan rasa perhatian yang tak dapat dijelaskan oleh kata, bahkan aku sendiri-pun masih menyimpan rasa penasaran kepada dirinya, meskipun ia sendiri telah berkata bahwa ia tak menyimpan rahasia apapun lagi dari-ku.

Ada banyak hal yang ingin ku-lakukan bersamanya, dan ada banyak juga berbagai rasa terimakasih yang  sengaja terbalutkan oleh kata maaf untuknya. Kepada kicauan burung kenari yang sedang bernyanyi diatas sangkarnya, terimakasih telah mengingatkan-ku akan hal yang telah ku lewatkan dan tak pernah kutemui dalam hidupku selama ini.

FADE SYMPHONY | SIYOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang