"Berhentilah sampai sini, kau tak perlu melangkah lebih jauh lagi unnie!"
"Sudahlah, aku sarankan kau tak usah ikut campur dengan masalah Yoohyeon ini, Siyeon-ssi"
"Jika kau terus ber-urusan dengan masalah itu, aku tak akan pernah peduli denganmu lagi, unnie."
"Bunga Biru itu terlalu berbahaya! Orang itu benar-benar menantang-mu!"
"Itu sama saja dengan kau mempersembahkan dirimu ke dalam kandang singa hidup-hidup"
"Aku benar-benar tak mengenal pianist Hancheon yang kau maksudkan itu. Masalah itu terlalu berbahaya, kau benar-benar ingin membuat dirimu dalam bahaya rupanya, Siyeon-ssi ".
Benar. Kehadiranku disini hanya membahayakan nyawa Siyeon unnie.
Tak seharusnya aku bertindak egois untuk meminta tolong ke setiap manusia yang pernah melihatku, dengan harapan mereka akan menemukan jawaban yang hilang ini.
Meminta pertolongan dengan Siyeon unnie, sepertinya hanya akan membuat keresahan diantara mereka dan memecah belah persahabatan-nya.
Aku bisa saja tak hidup, lalu kenapa aku bersikeras meminta semua orang mencari ragaku yang mungkin saja jantung-nya sudah tak berdenyut?
Kebodohanku, atau- ini hanyalah kesalahan dari sang hukum alam?
Memaksakan diri untuk mencintai yang belum tentu dicintai, apakah perlakuan-ku ini benar?
Ku menangis sejadinya malam ini, di dalam ruangan yang selalu dapat membuatku tenang ketika alunan melodinya dimainkan.
Tak ada yang melihat dan tak ada siapapun yang mengetahuinya. Perasaanku yang secara perlahan semakin diselimuti dengan ketakutan dan kecemasan sekarang ini, benar-benar membuat pikiranku kacau.
'Bagaimana kalau penerror itu benar-benar melakukan hal yang serius seperti suratnya?'
Sekuat-kuatnya seseorang dalam menahan tangisnya, pada akhirnya air mata itu akan terjatuh dengan sendirinya ketika kita tak bisa lagi menahan beban yang selalu mengikat sesak dalam dada.
Kebodohanku yang melibatkan seseorang yang benar-benar berharga dalam bahaya, apakah aku masih bisa disebut waras?
Perkataan mereka memang tidak ditujukan buatku, tapi ketika mendengarnya beberapa kali.. perkataan itu benar-benar terekam sendirinya dalam kepalaku.
'Maybe it because the false God', dapatkah aku menyalahkan Tuhan saat ini? Tidak.
Dapatkah ku menyalahkan dan mengubah suatu takdir yang mutlak untuk ditulis ulang kembali? Tentu saja tidak.
Tak ada pilihan, mencari jawaban di setiap celah dalam alur pun seakan tiada guna. Tak ada yang berubah, semua tetaplah sama seperti masa hidupku. Aku adalah orang yang terus-terusan membahayakan semua orang yang ada di dekatku sekarang ini.
Bulan purnama malam ini mengambil perannya diantara celah gorden yang terbuka, menerangi dengan cahayanya,seakan mengisyaratkanku untuk berhenti menangis.
Mataku semakin sembab dibuat-nya dan aku tentu saja tidak bisa menemui Siyeon unnie dalam keaadaan mata yang seperti ini.
'Siyeon unnie..'
Satu-satunya orang yang menjamin nyawa-nya untuk menemukan ragaku.
Juga satu-satunya orang yang bermulut tajam, namun selalu membuat ku mengerti maksud dibalik perkataan-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FADE SYMPHONY | SIYOO
Fanfiction[COMPLETED STORY + OS Bonus] "Aku baru saja pindah rumah ke kota yang jauh lebih tenang dibanding sebelumnya. Awalnya tak ada yang janggal dengan rumah yang baru aku tempati ini, tapi semenjak aku memutuskan untuk tidak mengacuhkan atas keberadaanny...