Side of You

272 50 52
                                    

Mereka..

...tetap terus menganggap ku tak ada.

Mereka..

...terus berpikir seakan kehilangan tentang diriku adalah kebahagiaan mereka yang terpendam.

Hancheon Musikal Akademi..

Ah, sekolah musik yang paling ku rindukan. Rasa rinduku dengan musik, jauh lebih besar dibanding rasa rindu ku dengan ragaku yang hilang.

Ketakutan terbesarku yang selama ini tak pernah aku tanggapi..

Semakin menyapa dan menyelimuti perasaanku yang menghitam karena putus asa, dan menerima kenyataan tentang keadaan ku yang sekarang.

Ini jauh lebih gelap di banding jatuh ke dalam mimpi buruk dan mati tenggelam. Bernafas didalam air, seakan tiada akhir dalam penyelaman ke lubang hitam yang tak berujung.

Berharap besok ada yang menolong -pun seakan tiada guna, tak ada yang melihat ku disini.

Mencoba untuk berteriak pun seakan kepalaku berada di bawah air, tak ada yang mendengarkan suara jeritan luka ku di alam ini.

Hingga saat itu datang,

Hingga saat orang itu datang dan melakukan kontak mata padaku.

Mulutnya yang selalu mengeluarkan kata tajam diawal, telah ku lupakan dengan sekejap ketika aku menyadari sisi lain dari dirinya.

Matanya yang indah dan wajahnya yang dingin namun memberikan suasana kehangatan disampingnya.

Rambutnya yang hitam pekat dan terurai panjang dengan poni yang menutup dahinya.

Tak banyak yang aku tahu tentang dirinya, tapi hujan adalah musim kebanggaan-nya.

'Americano' adalah kopi kesukaan-nya dan menulis lirik lagu dengan grand piano-ku adalah kebiasaan hari-harinya, aku benar-benar hanya bisa melihat semua aktivitas-nya dari belakang.

Apa yang ku lakukan ini adalah hal yang wajar?
Sejak kapan aku merubah diriku menjadi sosok semrawut seperti sekarang?

Soal bintang yang bertebaran malam itu,
bukan bintanglah yang menyebarkan kehangatan. Tapi, ketika kita berada diantara mereka yang memberikan rasa aman dan kenyamanan-nya.

Kita yang berbicara diatas 'rooftop' tanpa henti, seakan membuat rasa penyelasan sesudahnya.

'Kau tahu apa yang aku sesali?'

'Apa kau merasa ada yang berbeda pada tingkahku akhir-akhir ini?'

Pertanyaan-pertanyaan bodoh itu tiba-tiba muncul di pikiranku. Aku tau ini hanyalah hal yang sepele, namun dengan hal ini saja.. nyaris membuat luka besar ketika aku memaksakan-nya.

Perasaan campur aduk yang ku punya ini, benar-benar mengusik pikiranku di tengah suara dentingan hujan yang berjatuhan.

'Ia kembali..'

Aku melihat-nya yang berjalan menuju arah ruangan dimana grand piano-ku berada.

Aku selalu penasaran dengan apa yang ia tulis di buku kecilnya itu, ia bilang itu adalah bagian 'project' lagu dengan lirik jepang dan aku tidak di ijinkan sama sekali untuk membacanya. Unnie berwajah dingin itu benar-benar mengesal-kan.

Hujan yang semakin turun deras ini, sama sekali tak menggertak-an pikirannya untuk istirahat dan membuka topik padaku seperti biasa. Benar, ini adalah musimnya dan mungkin, semua inspirasi terbesarnya berasal dari hujan .

FADE SYMPHONY | SIYOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang