Loneli(-est)

306 57 17
                                    

"Siapa yang harus aku percaya?"

**

Waktu semakin menunjuk-an senja, sudah seharusnya aku pergi mempersiapkan makan malam dan menunggu teman-temanku datang untuk bertamu kerumah ini. Namun badanku, rasanya enggan sekali beranjak bangun dari kasur .

Pikirku kembali terbawa tentang gadis itu lagi,

'apa yang sedang ia lakukan?'

'Kenapa dia hari ini tak banyak menggganggu seperti biasanya ?'

'Kenapa dia di cafe waktu itu, menunjuk-an ekspresi yang tak pernah ku lihat sebelumnya dalam buram-an foto itu?'

'Apa yang sebenarnya ia rindukan dan ia pikirkan ?'

Lagi, pertanyaan-pertanyaan bodoh itu memenuhi kepalaku. Baru kali ini rasanya aku se-peduli ini dengan mereka yang tak kasat mata dan baru kali ini juga, aku terlalu memikirkan dan mengkhawatirkan seseorang yang sudah jelas berbeda dimensi.

Tapi jika kupikir lagi, Yoohyeon benar-benar menarik perhatianku semenjak awal bertemu. Aku bahkan tak menyesali pertemuan ini dan aku pikir, ia hanya ingin berteman untuk berbagi kisahnya padaku.

Baiklah, ini pertama kalinya aku memberikan 'impression' baik ke mereka. Aku akui, mungkin ini bodoh karena aku telah melanggar pilihanku sendiri.

Ku sampingkan pikiranku ini segera mungkin, aku tak ingin terlalu lama memikirkannya. Karena semakin aku memikirkan Yoohyeon, rasa penasaranku semakin besar dibanding rasa acuh dan dinginku.

Ku bangkit segera dari kasur dan berjalan keluar, ku luaskan pandanganku ke seluruh ruangan. Baru kali ini Yoohyeon tak berkeliaran disekitarku, bahkan menyapa atau mengganggu-ku. Anak itu benar-benar semakin membuat ku bingung dan pusing dengan tingkahnya.

Pikiranku kembali teringat dengan grand piano classic yang rusak itu, aku harus segera memperbaikinya dan setelah itu, aku dapat memainkannya kembali.

Ku ambil beberapa alat untuk memperbaiki grand piano itu dan bergegas keruangan musik itu, namun langkahku terhenti di ambang pintu ketika melihat Yoohyeon terduduk di depan grand piano tersebut.

Gadis itu seakan menyendiri dalam keheningannya di balik senja yang membentang langit. Warna oranye dari senja, memantulkan kehangatan juga dingin dalam waktu yang bersamaan. Hawa ini, benar-benar mirip dengan hawa pertama kali aku melihatnya.

Rambutnya yang terurai panjang dan poni jatuh yang menutup dahinya, juga senyum tipis yang terukir dari bibirnya, benar-benar membuatku berpikir Yoohyeon adalah seorang gadis yang periang pada masanya.

Sesekali ku lihat tangan-nya yang ingin sekali menyentuh tuts piano itu, namun hasilnya sia-sia. Tangannya menembus tuts dan wajahnya pun kembali memberikan ekspressi kesedihan yang mendalam. 'Apa Yoohyeon benar-benar ingin bermain kembali?'

Jika Yoohyeon tak meng-inginkan dunianya yang sekarang, lalu kenapa ia memilihnya ?

Gahyeon mengatakan kalau Yoohyeon menghilang karena per-konflik-an, apakah aku bisa mempercayai kabar burung seperti ini?

FADE SYMPHONY | SIYOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang