"The spring winds always blowing faraway. Even if the flowers fly at to the sky, you'd still doesn't understand what you feel.
If some the present will coming to you right now, it'll be just come for a moment before farewell .....to go away."
***
'Tak 'tak
Ku memainkan pulpen-ku, fokusku untuk melanjutkan menulis lirik lagu, membuyar tiba-tiba. Aneh, tak biasanya pikiranku kacau seperti ini hanya karena hal kecil.
Ku membaca ulang lirik lagu yang ku tulis dengan huruf katakana juga kanji ini.
Benar, aku menulis lirik lagu ini dalam bahasa Jepang. Kata mereka, musik yang bertuliskan huruf katakana dan kanji, lebih memiliki makna tersendiri dalam pembawa-an dan emosional saat dimainkan. Aku benar-benar penasaran dengan kata 'emosional' yang tersirat dalam penuturan kata mereka ini.
Lirik ini juga sempat terhenti dalam penulisannya beberapa tahun yang lalu, dan aku bahkan tak pernah terpikir untuk melanjutkan catatan lirik yang tak ber-melodi ini dulunya.
Jika beberapa bait dari lagu ini dimainkan dengan grand piano milik Yoohyeon, rasanya sangat selaras dengan apa yang kurasakan sekarang. Akan ku tunjuk-an lirik lagu ini jika sudah selesai, anak itu benar-benar membuatku harus menepati janjinya.
'..Lembut...'
Satu kata itu terekam ulang dikepalaku, aku tak pernah berpikir ada seseorang yang menilaiku seperti itu selama hidupku. 'Kemarin malam sangatlah emosional dan menguras akal, apa ini karena pengaruh dari musim semi?'
Semua perasaan bercampur aduk menjadi satu saat itu. Senang, sedih, semuanya terkumpul menjadi satu tempat yang benar-benar tak ku mengerti. Aku juga tak menyangka, anak anjing yang tak sengaja ku temukan di jalan itu milik Yoohyeon.
'Siapa yang meninggalkannya disana?'
Aku mencoba untuk menerkanya. Aku pikir ini bisa saja perbuatan para marketing yang menjaga rumah Yoohyeon, membuang -Pie ke sembarang tempat guna menutupi fakta dibalik rumah ini.
'The Darkest and Dead End.'
Begitu isi pesan yang tertinggal dengan sebucket bunga mawar oranye itu. Orang ini menganggap Yoohyeon sebagai kegelapan yang harus dilenyapkan sepertinya. Aku mengerti makna dibalik bunga mawar oranye ini, orang itu memberikan ku peringatan terakhir dalam langkahku.
'Peringatan terakhir? Penerror ini benar-benar hobi membuang waktu berharga-nya untuk menerror orang yang sudah jelas tak akan pernah peduli dengan surat ancaman yang selalu tertulis'.
Lagi, aku hanya menganggap surat itu tak berguna. Surat ancaman itu benar-benar tak menggertak-an kemauanku.
Dan meskipun aku kehilangan yang berharga karena masalah ini, setidaknya Yoohyeon mendapat jawaban apa yang ia nantikan. 'Sigh, pengorbanan macam apa ini..'
'Perasaan?'
Pikiranku tiba-tiba melayang acak ke satu kata yang tak pernah bisa ku mengerti artinya. Benar, ini bukan diriku yang biasanya. Ini kebodohanku. Lalu, kenapa aku tak bisa mengabaikan-nya ?
Pie tiba-tiba datang mengelilingi kakiku dan kemudian duduk di sebelah-ku, 'Pie-ah, apa kau juga menunggu lagu yang ku tulis ini untuk dimainkan? Ah kau benar-benar mirip sekali dengan kelakuan Yoohyeon.'
KAMU SEDANG MEMBACA
FADE SYMPHONY | SIYOO
Fanfiction[COMPLETED STORY + OS Bonus] "Aku baru saja pindah rumah ke kota yang jauh lebih tenang dibanding sebelumnya. Awalnya tak ada yang janggal dengan rumah yang baru aku tempati ini, tapi semenjak aku memutuskan untuk tidak mengacuhkan atas keberadaanny...