"Siyeon-ah, kau yakin ingin pindah?"
"Yeah, aku sudah memantapkan keinginan ku untuk pergi dari kebisingan kalian berdua"
"Ayolah, kami tak akan berdebat dihadapan kamu lagi"
"Ya! Kau telah mengatakan itu berkali-kali unnie "
Setidaknya itu perdebatan terakhir-ku dengan Jiu dan Sua unnie sebelum aku benar-benar pindah kerumah baru ini.
---
Ting!
"Siyeonnn-aaahh, apa unnie perlu membantu mu?"
"Siyeon-ah, kau jangan lupa makan siang"
"Siyeon!"
"LEE SIYEON-SI"
-
"Haah.. mereka benar-benar menyebalkan"-Ucapnya yang sambil menghela nafasnya karena kelakuan unnie-nya dan kembali mengunci ponselnya
Siyeon meluaskan pandangannya sesaat. Benar, ia membeli rumah ini beserta perabotannya. Siyeon tampaknya juga tak perlu menambah peralatan baru yang lain karena semuanya sudah cukup lengkap dan sesuai dengan ia butuhkan .
Rumah yang Siyeon tempati sekarang ini sangatlah bersih dan rapi, juga peralatan-peralatan yang tampak tak terlihat debu secara kilas mata itu.
Siyeon pikir, pemilik rumah sebelumnya ini benar-benar menjaga kebersihannya dengan baik sehingga tak perlu merepotkan pemilik baru yang akan membeli dan menempati-nya.
Ini baru hari pertamanya, Siyeon dirumah barunya ini dan rasanya juga menyenangkan jika ia mengelilingi rumah ini sebentar sebelum jam makan malam tiba.
Siyeon mengelilingi rumah itu dari lantai dasar hingga lantai atas, semuanya benar-benar bersih dan rapi. Bahkan, dedaunan kering-pun sangat jarang berserakan di halaman depan.
Sangat nampak sekali jika pemilik sebelumnya ini baru pergi meninggalkan tempat. Tapi, entahlah. Mungkin itu hanya perkiraan dan pemikiran Siyeon saja. Siyeon membeli rumah ini dari marketing properti, jadi tak mungkin rasanya jika rumah ini mempunyai pemilik sebelum dirinya.
Siyeon membuka kunci kamar utamanya, ia terkejut sesaat karena kamar utama dari rumah ini benar-benar masih lengkap dengan properti baju dan sebagainya seakan tak ada tanda-tanda pindah seperti Siyeon kira sebelumnya.
Siyeon mengerinyitkan dahinya dan bertanya-tanya , "Apakah aku di tipu marketing properti?"
Siyeon juga merasakan suasana dingin dan hangat dari kamar itu sekilas, padahal jika ia lihat dengan teliti, air conditioner dikamar itu mati.
Ia-pun segera menipiskan pikirannya, Siyeon tak mau berpikir berlebihan dengan hawa yang baru ia rasakan itu. Bisa saja itu hawa angin yang terbawa masuk dari luar rumah ini, Siyeon benar-benar tak ingin ber-urusan dengan hal-hal yang diluar nalar manusia sekarang.
Siyeon ingin menutup pintu kamar utama itu namun ia tarik langkahnya kembali. Ia kembali membukanya dan masuk berkeliling untuk melihat sejumlah 'stuff' yang tersisa disana.
Tak ada foto, atau tanda-tanda kepemilik-an lainnya. Benar, ini adalah rumah baru seperti dikatakan para marketing itu dan properti didalamnya adalah bonus karena target mereka tercapai dalam penjualan. Tapi, tetap saja ada hal yang aneh menurutku.
'Jika ini rumah baru, tidak mungkin ada sejumlah lembaran baju yang tergantung rapi dengan ukuran untuk orang yang se-ramping ini.'
Selain itu, sejumlah buku-buku tentang kata motivasi dan penyemangat diri yang berserakan dikamar itu juga menguatkan kecurigaan Siyeon adanya pemilik lain rumah ini selain dirinya.
Siyeon berjalan keluar dan segera menutup pintu kamar utama itu. Lagi, hawa aneh benar-benar kembali menyelimuti dirinya. 'Mungkinkah..'
Siyeon segera cepat kembali ke fokusnya walaupun sesaat hawa itu terus mencoba menyelimuti dirinya. Siyeon sudah memutuskan untuk tidak berhubungan dengan hal yang diluar nalar manusia dari dulu dan ia juga tak peduli dengan "mereka" yang bertanda kutip ini.
Siyeon tak peduli dengan apapun, hati dinginnya jauh lebih menyeramkan di banding dengan "mereka" yang selalu mencoba mengganggu hidup normalnya.
Ia-pun turun kebawah dengan tergesa-gesa berharap suasana dibawah jauh lebih menyejuk-an pikirannya, namun sialnya ia kembali dikejutkan dengan seorang gadis yang terduduk dalam lamunan-nya di ruang tamu.
Langkah Siyeon terhenti dan nyaris tak percaya dengan apa yang ia lihat. Siyeon mengucek matanya beberapa kali dan benar saja, ada seseorang yang duduk disana. '...A-'
Siyeon menahan ucapannya dan berharap perempuan itu tak membalik-an badan ke arahnya, Siyeon benar-benar malas ber-urusan dengan mereka .
Tampaknya, perempuan itu menyadari kehadiran Siyeon yang tak jauh dari dirinya, ia-pun menoleh ke arah Siyeon sembari meminta pertolongan ..
'Ah, kau? Kau pemilik baru rumah ini?'
'Aku yakin kau melihatku, tolong jangan mengacuhkan-ku'
'Aku benar-benar butuh bantuan-mu.'
'Bisakah kau membantu-ku?'
---
To be continued.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
FADE SYMPHONY | SIYOO
Fanfiction[COMPLETED STORY + OS Bonus] "Aku baru saja pindah rumah ke kota yang jauh lebih tenang dibanding sebelumnya. Awalnya tak ada yang janggal dengan rumah yang baru aku tempati ini, tapi semenjak aku memutuskan untuk tidak mengacuhkan atas keberadaanny...