.
.
.Ada satu ingatan yang mungkin ku
lupakan...
.
.
.Satu ingatan yang telah membuatku benci dan luka dalam waktu bersamaan.
.
.
.
Satu ingatan yang tak mau membuatku terjerumus kedalam masalah
.
.
.
Satu ingatan yang membuatku benci dengan dunia musik selama beberapa tahun
.
.
.
.
Dan..
.
.
.
Satu ingatan yang membuat mataku terbuka akan kelicikannya dalam berprofesi dan topeng penuh manner-nya.
.
.BRAK!
"Ya-ish! LEE SIYEON!"
"Apa huh? Biarkan aku bebas kali ini! aku benar-benar tak ingin menghadiri acara itu lagi! Kau telah membuat ku terkekang dalam perintah-mu selama bertahun-tahun, apa itu tak cukup buatmu huh?"
"Aku tak tertarik sama sekali dengan dunia gila yang kau buat sesuai ekspetasimu itu! Aku bermain, karena aku menginginkannya. Bukan karena-mu dan ekspetasi bodohmu!"
"Dan nyatanya, semakin aku memaksakan permainan ku ini karena mu.. Aku semakin buruk dan tak bisa mengekspresikan semuanya! AKU BAHKAN TAK BISA MEMAPARKAN PERASAANKU PADA SEBUAH MELODI SAAT TANGANKU MENYENTUH TUTS KARENA MU!"
"Tenanglah, kau akan bebas setelah kau meraih popularitas tertinggi, dan aku akan mendapat keinginanku. Bukankah ini impas?"
"Impas? Ck. Kau menjanjikanku dengan segala popularitas, tapi kau tak menjamin kebahagiaanku sama sekali! AKU BUKAN PERKAKAS YANG BISA KAU PAKAI SEMAU-MU!"
PLAK!
"....Kau..."
"A一 Y-ya! Berhentilah berkata kurang ajar dan dengarkan apa yang ku katakan, Siyeon-ssi!"
"KAULAH YANG KURANG AJAR! KAU SEHARUSNYA MERASAKAN DAN MENDENGAR APA YANG KU RASAKAN! "
Ingatan itu kembali masuk ke dalam kepalaku dan memutarnya dengan jelas. Kejadian itu, benar-benar mimpi buruk yang selalu tak pernah ingin ku ingat selama hidupku.
Aku mencoba melupakannya, tapi sialnya, ingatan itu selalu terputar ulang ketika mataku tertutup.
Rasa takut, tertekan, juga selalu menyelimuti hari-hariku. Siang, sore, malam, tak ada bedanya bagiku karena mimpi buruk itu.
Kepalaku benar-benar selalu mengisyaratkan untuk bermain sempurna tanpa adanya kesalahan setiap harinya, karena jika aku melakukan satu kesalahan.. Aku mungkin akan dikasih jadwal dengan jam berlebih yang dapat menyita waktu tidurku.
"Aku, benar-benar muak dengan dunia musik yang bersifat perbudakan dan bermain dibawah tekanan ini."
Sampai saat hari dimana emosiku mulai tak terbendung itu datang...
Pertengkaran hebat yang tak berujung, dan saling berteriak untuk meluapkan amarahnya satu sama lain seakan lupa dengan kenangan indah yang telah dibuat bersama, aku benar-benar tak menyesali hari itu datang.
"Karena ini adalah kemauan-ku yang selama ini tertunda. Aku berani memberontak dengannya, setelah sekian lama ia merenggut kebebasan-ku dalam ber-ekspresi dan bermain piano."
KAMU SEDANG MEMBACA
FADE SYMPHONY | SIYOO
Fanfiction[COMPLETED STORY + OS Bonus] "Aku baru saja pindah rumah ke kota yang jauh lebih tenang dibanding sebelumnya. Awalnya tak ada yang janggal dengan rumah yang baru aku tempati ini, tapi semenjak aku memutuskan untuk tidak mengacuhkan atas keberadaanny...