#BONUS

226 32 77
                                    

'THE FIRST TIME WE MET'
-SAKURA PROMISE-
-
Fade Symphony (draft) | Oneshot Bonus
[HIDDEN CHAPTER]

---

20 Maret xxxx
(Dua tahun sebelum insiden)

'Woossh..'


Angin musim semi bertiup hangat kearahku kesekian kalinya untuk mengganggu penglihatan-ku yang sedang terpaku menatap bunga sakura berjatuhan. Baru ini aku menatap bunga-bunga itu sangat lama dan, rasanya juga aneh jika aku menatap mereka tanpa alasan.

Aku menghela nafasku panjang dan bersandar dipohon sakura yang kupandangi sedari tadi, mencoba mengeluh tentang tugas akademi rasanya juga percuma. Tak ada yang dapat mengerti seberapa tertekannya pikiranku dalam menghafal dua puluh baris not buta tanpa henti.

Aku akui, aku memang buruk dalam mengingat suatu hal, dan karena itu juga aku memilih untuk menghafal semuanya lebih awal dibanding murid lainnya.

Tapi itu adalah satu-satunya cara untuk menjadi pianist terbaik-kan?

Satu-satunya cara...
Untuk sebuah pembuktian bahwa aku bukan seseorang yang payah. Begitu banyak kekuranganku, sampai aku sendiri merasa bahwa diriku tak berguna untuk orang lain.

Aku hanya menyusahkan mereka yang disekitarku, Yubin, Handong, mungkin aku sudah banyak menyusahkan mereka.

'Haaah'..

Rasanya benar-benar lelah untuk mencapai sebuah mimpi yang belum tentu terjadi pada takdir-ku. Menjadi pianist, memang pilihanku. Tapi aku benar-benar tak menyangka kalau untuk meraih gelar menjadi pianist itu, perlu sebuah proses yang panjang dan penuh lika-liku.

Ku kembali terdiam, mencoba mencari celah untuk melompati beberapa alur layaknya seorang 'cheater' dalam sebuah game. Tapi tetap saja, aku kembali ke pilihan awal yaitu 'membiarkannya mengalir mengikuti alur'.

Ku menatap gedung akademi yang tak jauh dari taman tempatku duduk. Kalau tak salah, hari ini akademi-ku sedang mengadakan festival dan ajang perlombaan yang antar dunia itu kembali.

Semua pianist terbaik dari berbagai akademi penjuru dunia dikumpulkan dalam satu ruang dan saling menunjukkan kelebihannya, mereka yang bisa bertahan sampai sesi grand final, akan mendapat sejumlah uang dan melawan seseorang yang sudah dikenal sebagai 'The Diva of Pianist'.

"The Diva of Pianist?" Julukan itu, benar-benar sudah tak asing dikalangan mereka untuk seseorang yang benar-benar profesional dalam permainannya. Kata mereka, orang itu selalu membawa alur hidupnya dalam sebuah penampilannya. Tangannya yang selalu menyentuh tuts dengan halus itu, seakan-akan mencoba mengetuk hati para pendengarnya untuk terbawa arus dalam melodinya.

Orang itu tak akan pernah mudah dikalahkan, terutama tentang caranya dia bermain yang benar-benar sulit dijiplak oleh orang lain.

'Aku.. penasaran dengan orang yang dimaksud 'The Diva of Pianist' ini. Seberapa hebatnya dia sampai bisa dijuluki oleh mereka yang lain dengan kata seperti itu?'

Aku penasaran dengan rupanya, tapi rasanya itu mustahil untuk menjangkaunya karena level-ku yang masih bisa dibilang benar-benar sangat pemula dan tak berguna. 'Haaah'.. Aku menghela nafasku kesekian kalinya.

FADE SYMPHONY | SIYOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang