E P I L O G

315 45 56
                                    

- 約束 P R O M I S E -

🍂

Jam selalu berdetik, melangkah kedepan seakan selalu membuat hari berlalu dengan cepat. Lembaran-lembaran kertas yang berantakan dilantai ruangan musik, masing-masing memberi tanda pada melodi dari lagu yang kita nyanyikan bersama dengan luka saat itu.

Terkadang aku berpikir, bahwa pertemuan kita itu hanyalah sebatas tragedi yang indah untuk melukis luka. Aku benar-benar masih tak bisa menerima bahwa diawal, kita hanyalah seseorang yang berasal dari dimensi yang saling bersinggungan.

Layaknya sebuah fanfiksi anak muda dengan alur umum yang klasik, kita tak sengaja bertemu dan melakukan argument kecil yang selalu membuat getaran kata, kemudian memicu ke sebuah perasaan yang seakan terlihat seperti percikan api di udara. Sekilas tampak sangat tak nyata, tapi begitu jelas di dalam ingatan dan penglihatan.

Aku melihatmu tetapi tak ada satupun orang lain yang bisa menyadari keberadaanmu saat itu. Kau begitu transparan, tapi bisa dirasakan kehadirannya. Mereka yang tak bisa melihat-mu, hanya dapat berpikir kau  adalah bayangan yang sedang terabaikan oleh dunia dan menganggap-mu sebagai seseorang yang pantas untuk dilupakan pada waktu yang sama.

Kau adalah 'stroke' warna di dunia hitam putih yang sudah biasa ku lalui. Kau berbeda dari yang biasa ku temui, dan aku mencintai perbedaan itu.

Waktu semakin bergerak maju tanpa kemauan seperti halnya not pada kotak musik yang perlahan-lahan berputar tanpa mengulang nada.

Hati kita dan setiap saat kita merasa hidup adalah 'simfoni'. Kebanyakan dari mereka sangatlah takut ketika harus mengucapkan 'selamat tinggal' pada sesuatu yang terdengar luka, tapi tidak untuk kisah kita yang sedari awal menyadari akan hadirnya 'perpisahan'.

Begitu juga tentang diriku dan sebuah simfoni yang perlahan memudar tanpa kehadirannya ini. Perasaanku lebih besar dibanding egoku yang selalu berbisik untuk 'melupakan' kisahnya, karena itu aku terus menantikan dirinya untuk kembali.

Hidup bagaikan sebuah lagu dengan titik poin tertinggi dan terendah selayaknya 'crescendos' dan 'descrencendos' yang selalu menyisipkan perasaan dan ekspresi pada sebuah lirik berlapis melodi.

Tolong jangan terima perjanjian yang melukai hati kita saat itu begitu saja, aku tahu ini adalah ke-egoisanku. Karena itu aku memintamu.

Hampir enam bulan telah berlalu setelah kejadian itu. Kini segala aktivitasku yang sempat terhenti itu, mulai kembali ke awal secara perlahan.

Hancheon Academy yang selama ini mendapat popularitas karena acara besar tahunannya yang mendunia, kini acara itu telah diberhentikan dan berada dalam pengawasan aparat karena adanya permainan uang dibalik punggung oleh para pengurusnya.

Tak hanya itu, pemilik asli 'Hancheon Academy', juga kembali turun tangan untuk memeriksa seluruh pengajar yang sering menekan mental muridnya untuk bermain musik disana. Sang pemilik sama sekali tidak mengetahui adanya permainan didalam akademi yang dibangunnya itu, selain karena dirinya yang benar-benar jarang ditempat, ia memberikan seluruh kepercayaannya dengan Jiu unnie untuk meng-'handle' seluruhnya di akademi.

Dan, mengenai Jiu unnie, aku pikir tampaknya ia kini telah mendapat dan menjalani hukuman yang pantas atas tindakannya selama ini.

FADE SYMPHONY | SIYOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang