Who cares about you

426 70 41
                                    

'Ah- kau pemilik rumah baru ini?'

'Aku tau kau bisa melihat-ku, jadi berhentilah mengacuhkan kehadiranku'

**

Aku terdiam dalam langkah-ku sesaat, gadis itu menyadari tatapanku ke dirinya. Langsung saja aku berjalan lebih cepat ke-arah dapur untuk mengambil segelas air putih dan menenangkan pikiranku dari kejadian yang tak masuk diakal ini.

Bagaimana gadis itu ada?
Apakah dia melihat pergerak-an ku selama berkeliling rumah ini?
Lalu, ada maksud apa ia muncul dihadapanku?

Pertanyaan-pertanyaan yang tak penting itu bermunculan dikepalaku. Ini benar-benar mengganggu dan menyebalkan, aku tak ingin ber-urusan suatu hal yang diluar nalar manusia.

Ku akui, aku memliki "hadiah" spesial dari Tuhan ketika aku dilahirkan. Tapi jujur, hadiah ini justru mengganggu-ku.

Mereka yang tak ku kenal, berbondong-bondong datang untuk meminta pertolongan padaku. Tak jarang juga diantara mereka hadir dihadapanku dengan fisik yang tak bisa ku jelaskan dengan logika manusia.

Aku mendadak terdiam, sembari berpikir tentang kejadian aneh hari ini. Lagi-lagi, pikirku memberi rasa penasaran dengan gadis yang ku temui di ruang tengah itu.

Jiwanya yang pucat itu, benar- benar tak membuatku menilai dirinya sebagai seorang hantu. Ia terlihat hidup, tapi dengan penuh kejanggalan di setiap kilas baliknya.

Singkatnya, ketika aku menatapnya. Wajahnya yang memelas meminta pertolongan itu, membuat ku bertanya-tanya dengan kisah semasa hidupnya.

Ah, mungkin saja itu hanya perasaanku yang berlebihan. Langsung saja ku tepiskan pikiran yang mengganggu itu dan duduk diruang makan.

Rumah ini, sangatlah besar. Dan aku bisa dikatakan beruntung mendapat rumah yang besar dan murah seperti ini.

Tapi, seharusnya saat itu aku berpikir ulang untuk mengambil rumah mewah ini. Mungkin saat itu aku terlalu gegabah dan tak berkeliling untuk melihat isi rumah ini terlebih dahulu.

Lagi, jika aku berpikir ulang..
Tak seharusnya juga aku menyesalinya.

Aku yang memilih daerah Incheon ini untuk menjadi tempat tinggal baru-ku,

Tetangga-nya jauh lebih ramah dibanding kediaman ku di Seoul dulu bersama unnie-ku. Begitu juga suasana kota yang tak terlihat bising seperti Seoul.

Pikiranku kembali memberontak dan gadis itu menghampiriku kembali , tetapi dengan suasana yang jauh lebih tenang dari sebelumnya.

Aku mengacuhkannya, berpura-pura untuk tidak menyadari kehadirannya hingga pada akhirnya aku berakhir risih karena puppy eyes-nya yang terus-terusan menatapku.

Ingin sekali rasanya aku membuka suara dan bertanya padanya. Tapi aku rasa, itu hanyalah memperburuk keadaan. Aku tak ingin terlibat dengan permasalahan hidup mereka yang tak terselesaikan dan rasa acuh serta bungkam-ku adalah pilihan terbaik untuk saat ini.

Gadis itu duduk di hadapanku, tanpa suara dan tanpa melakukan hal aneh lainnya. Ia hanya menatapku seakan memastikan penglihatan ku . 'Sial, aku benar-benar terganggu sekarang ini'.

FADE SYMPHONY | SIYOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang