Are we the same?

255 51 15
                                    

Kepalaku tak henti-hentinya memikirkan isi paket dan kejadian yang sudah hampir tiga hari berlalu ini. Otak-ku dibuat berpikir keras karena penerror bodoh ini, bisa-bisanya ia tahu akademi lama ku.

Dan yang mengejutkan-nya lagi, orang ini tidak mengirim sejumlah 'stuff' berbau akademi ku sama sekali. Ia mengirim satu set seragam Hancheon akademi milik Yoohyeon.

'Apa yang sedang ia rencanakan sebenarnya? Lalu, dimana raga Yoohyeon sebenarnya berada?'

Ku habiskan hariku untuk memikirkan hal yang sama, me-rekap ulang semua ingatan yang ku ingat, dan mencoba mencari kesimpulannya.

Semuanya terasa sangat tak masuk akal dalam benak-ku. Ini aneh, kejanggalan-demi kejanggalan seharusnya sangatlah nampak, tapi ini?

Orang itu benar- benar bermain bersih, tak bisa dilacak bahkan tak bisa ditemukan sama sekali rupa-nya melalui cctv di depan rumahku.

Aku yakin, orang itu tahu Yoohyeon.
Aku yakin, ia mengenal sangat baik dan dekat dengan Yoohyeon.

Ku lihat seragam Yoohyeon di dalam paketan itu lagi, sembari berharap menemukan petunjuk di setiap kantong seragam-nya. Tapi tetap saja, hasil yang ku dapatkan hanyalah sia-sia. Aku tak menemukan petunjuk sama sekali kecuali seragam ini.

Seragam ini sangatlah kumal seakan tak pernah di bersihkan, bahkan name-tag-nya yang melekat di seragamnya pun hampir berkarat. Ini pasti sudah sangat lama kejadiannya, tapi kenapa pihak akademi seakan tak tahu menahu soal murid yang hilang ini? Bukankah Yoohyeon adalah seorang pianist andalan mereka?

Ku menerka-nerka pikiranku, ku perhatikan sekali lagi seragam itu dengan teliti dan benar, ada yang nyaris ku lewati rupanya.

Ada bekas sobekan dan bercak darah yang telah mengering di bagian kerah seragam ini, seakan sesuatu telah terjadi dengan Yoohyeon sebelumnya.

Tapi, entahlah.. bisa saja itu hanya bercak biasa karena seragam ini tak pernah di cuci.

Ku menghela nafasku panjang, masalah ini benar-benar semakin rumit dari yang ku kira rupanya. Rasa penasaran, prihatin ku terhadapnya semakin terasa, juga lukanya yang selalu tertutup dengan senyum manisnya itu, hampir terjawab.

'Gadis bermata indah itu tak pantas menyandang semua masalah berat seperti ini'

'Inikah alasannya ia meminta bantuan ku?'

'Atau ia memiliki alasan lain yang tak pernah ia dan aku ketahui selama ini?'

Pikiranku pun kacau, disisi lain aku merasa ada perasaan aneh dan bodoh yang baru tumbuh pada diriku akhir-akhir ini. Namun, itu sudah jelas sekali tak dapat ku jelaskan dengan kata.

Kembali fokusku ke awal sekarang, aku tepiskan pikiran itu sejenak. Tak seharusnya aku memikirkan hal yang sudah jelas, membikin luka jika aku memaksanya.

Fokusku kembali tentang kejadian tiga hari yang lalu, jika ku mencoba menyimpulkan kembali semua kejadian yang telah terjadi pada saat itu, semuanya benar-benar tak masuk akal.

Dari teman-teman ku yang mengetahui password rumah, hingga sikap mereka yang akhir-akhir ini berhasil membuatku kebingungan dan bertanya-tanya.

Aku ingat sekali password rumah ini telah ku atur sesuai seleraku sebelumnya, Yoohyeon pun juga membolehkannya. Tapi kenapa mereka bisa mengetahui password rumahku?

Yang ku ingat, aku hanya mengasih tahu password ini ke Yoohyeon karena ia pemilik rumah asli ini, sedangkan mereka?

Entahlah, bisa saja aku lupa soal ini.

FADE SYMPHONY | SIYOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang