Klek!Varold membuka pintu kamar, di tangannya terdapat nampan berisi makanan.
Kini atensinya tertuju pada gadis kecil yang tengah tertidur lelap. Matanya terlihat bengkak, dengan lingkar hitam samar di bawah mata.
"Eileen," Katanya pelan. Sebenarnya ia tak tega membangunkan gadis kecil berusia 3 tahun itu. Tapi mau bagaimana lagi, hari sudah siang dan Eileen harus makan.
"Eileen,"
"Eileen," Varold sedikit mengguncang tubuh mungil itu, namun Varold tersentak melihat reaksi berlebihan putrinya.
Eileen langsung terduduk dengan mata mengawasi sekeliling seolah memastikan keadaan.
'Dia terlihat tertekan.'
"Eileen?" Eileen menoleh. "Ayah?" Katanya.
Varold tersenyum, tangannya terulur, mengusap pelan kepala bersurai putih itu.
Tanpa kata Varold meraih gelas lalu memberikannya pada Eileen. Gadis itu menurut, ia meminum air dengan mata menatap lekat Varold seolah memastikan jika yang ada di hadapannya kini benar ayahnya.
Varold mengambil gelas lalu memberi piring berisi makanan. "Makanlah, kamu belum makan dari pagi."
Lagi-lagi Eileen menurut, ia mulai memakan makanannya tenang. Namun, jika diperhatikan secara seksama tangan kecil itu sedikit bergetar ketika mengangkat sendok dan Varold menyadarinya.
Dengan pelan Varold mengambil alih piring itu, dan lagi-lagi Eileen hanya menatap Varold tanpa kata,
"Aku akan menyuapimu," kata Varold dibalas anggukan seadanya oleh Eileen.
'Jika normal dia pasti tersenyum senang dan tidak henti mengoceh' bathin Varold getir.
"Kau istirahatlah," Ucap Varold setelah makanan Eileen habis.
"Aku ikut," Kata Eileen cepat melihat Varold yang mulai beranjak.
"Aku hanya akan menyimpan ini," Varold menunjuk piring bekas Eileen.
"Ikut," Katanya mulai merengek.
Varold menurut, ia segera menggendong tubuh mungil Putrinya dan membawanya keluar.
"Tolong bereskan peralatan makan Eileen," Katanya pada Gene yang ternyata berada di depan pintu kamar.
"Baik," Sahut Gene, matanya melirik Eileen khawatir yang tengah menyandarkan kepala pada pundak kokoh sang Ayah.
Varold membawa Eileen ke taman bunga.
"Kau suka mawar putih?" Tanya Varold, Eileen menatap sekilas hamparan mawar putih di hadapannya lalu mengangguk pelan.
"Jika kau suka, aku akan membuatkan taman mawar putih untukmu," Eileen kembali mengangguk.
"Hey, jawab aku. Aku tidak tahu apa yang kau inginkan kalau kau diam begini,"
"Ya, aku suka." Kata Eileen akhirnya.
"Hallo ada apa ini?" Ucap Sander yang tiba-tiba sudah ada di belakang mereka.
"Kenapa dengan Nona Muda ini? Kau nampak lesu? Apa kau sakit?" Tanya Sander beruntun.
"Diamlah, kau bisa membuat putriku pusing." Eileen sangat berterimakasih pada Varold. Saat ini suasana hatinya sedang buruk dan akan semakin buruk jika mendengar segala perkata Sander.
Sander menyerit, teringat jelas kemarin Eileen masih ceria bahkan gadis kecil itu begitu bersemangat mengelilingi Menara Sihir.
"Varold apa dia sakit?" Eileen tak perduli, ia hanya bersandar pada Varold lalu mulai memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)
Fantasy[BUKAN TERJEMAHAN] Cecillia Ayu Utami, seorang gadis berusia 15 tahun terbangun dalam tubuh seorang bayi setelah tenggelam di kolam renang belakang rumahnya. Awalnya Cecil merasa senang dengan kehidupan keduanya hingga akhirnya ia sadar bawah dia b...