Waktu berjalan cepat, tak terasa musim dingin kini telah berlalu dan hari ini Eileen kembali ke Akademi.
Tok! Tok! Tok!
"Lady kita sudah sampai."
Eileen tak menyahut, gadis bersurai seputih salju itu bangkit lalu membuka pintu. Baru saja ia akan melangkah namun langsung urung melihat sesuatu yang menarik tertangkap atensinya.
Di seberang sana, Eileen melihat Mindy keluar dari kereta kuda dengan kepala terangkat angkuh lalu disusul Maisha yang kepalanya menunduk.
Seketika decakan keluar dari bibir mungil Eileen lalu kemudian terkekeh sinis.
"Bahkan sekarang dia memakai lebih banyak lagi." Katanya dengan memperhatikan bubuk glitter yang kini terlihat lebih pekat dari terakhir kali ia melihatnya.
"Bawakan koperku!" Titah Mindy pada Maisha kemudian berbalik meninggalkan Maisha begitu saja.
"Baik." Cicitnya lemah namun dari tempatnya Eileen bisa melihat kepalan tangan Maisha yang meremas roknya sendiri.
Maisha masuk ke dalam kereta kudanya, dan keluar dengan membawa koper berukuran besar. Ketika akan menuruni anak tangga, tiba-tiba tubuh Maisha oleng membuat koper yang dibawanya terhempas kebawah pun dengan tubuhnya sendiri. Nyaris saja Eileen bersorak melihatnya namun gagal ketika Jereon tiba-tiba datang dan menyelamatkan Maisha tepat waktu.
"Kamu tidak papa Lady?" Tanya Jereon lembut.
"Sa-saya tidak papa Yang Mulia, terimakasih atas bantuannya."
"Lain kali hati-hati, jangan membuat dirimu sendiri terluka."
"Terimakasih atas perhatian Anda Yang Mulia."
Eileen memutar bola mata jengah. Benar-benar malas melihat drama menjijikan di hadapannya.
"Bawakan koperku." Titah Eileen pada Ksatrianya.
"Baik Lady."
Dengan ringan Eileen melangkah, ia benar-benar ingin segera menuju kamarnya.
"Tunggu Lady Zavinxon!"
Seketika langkah Eileen terhenti. Dengan tersenyum gadis itu membungkuk memberi hormat pada Jereon.
"Hormat saya Yang Mulia Pangeran Jereon! Semoga berkat Kerajaan Nappolen selalu menyertai Anda!"
"Lady Zavinxon aku tidak ingin basa-basi, aku hanya ingin mengingatkan agar kamu tidak mengganggu Lady Phoebe lagi." Ujar Jereon yang langsung dibalas delikan tajam Eileen.
"Apalagi kini kalian akan menjadi keluarga." Lanjut Pangeran Pertama Kerajaan Nappolen itu.
"Maaf Yang Mulia! Tapi saya rasa apa yang akan saya lakukan tidak ada hubungannya dengan Anda."
"Tentu saja ada, aku Dewan keamanan dan kamu adalah salah satu siswi yang sering membuat masalah, dan juga tadi perbuatanmukan? Kamu ingin mempermalukan Lady Phoebe dengan membuatnya jatuh."
Seketika Eileen merasa darah dalam tubuhnya memanas. Eileen memang tidak menyukai Maisha tapi ia tak akan menggunakan cara murahan seperti itu lalu dengan bodoh keluar dari persembunyian ketika rencananya gagal.
"Saya tidak akan membela diri, karena Anda tidak akan percaya bukan?" Tanya Eileen sinis. Mulut Jereon terbuka hendak membalas namun tertahan begitu Maisha menyentuh lengannya.
"Yang Mulia tolong jangan menyalahkan Eileen, tadi itu murni kecelakaan."
"Tapi Lady...."
"Yang Mulia apa Anda tidak mempercayai saya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)
Fantasy[BUKAN TERJEMAHAN] Cecillia Ayu Utami, seorang gadis berusia 15 tahun terbangun dalam tubuh seorang bayi setelah tenggelam di kolam renang belakang rumahnya. Awalnya Cecil merasa senang dengan kehidupan keduanya hingga akhirnya ia sadar bawah dia b...