48. Surat

35.3K 5.2K 739
                                    


Eileen tersenyum menatap tumpukan hadiahnya.

"Akhirnya selesai juga." Tuturnya lega.

"Kamu akan menumpuknya seperti itu?" Tanya Irene penasaran.

Eileen mengendik, "Mau bagaimana lagi." Katanya acuh.

Setelah memastikan semua tersimpan rapi, Eileen beranjak dari duduknya hingga akhirnya manik Heterochromia itu menangkap sebuah dokumen.

"Aku hampir melupakan memiliki surat ini."

"Tambang Lor!!" Seru Irene.

"Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Fred yang melihat Eileen kembali menyimpan dokumennya.

"Biarkan saja."

"Bodoh! Harusnya kamu menggalinya."

"Ayolah Fred, 2 hari musim dingin, orang bodoh mana yang akan menggali di saat salju turun?"

"Lalu bagaimana? Kau akan menyimpannya dan melupakannya?"

"Hmm benar juga, ayo temui Ayah agar mencari orang untuk menggali saat musim dingin selesai."

Sesampainya di ruang kerja Varold, Eileen melihat pintu tidak tertutup rapat.

"Baiklah, maaf saya tidak bisa mengantar Anda hingga depan." Ujar Varold dari dalam ruangan.

"Tidak masalah Perdana Menteri, kalo begitu saya permisi."

"Silahkan Yang Mulia."

Pintu terbuka lebar dan mata Eileen langsung membelak melihat orang yang keluar dari ruang kerja Ayahnya.

"Salam Pangeran, semoga berkat Kerajaan Nappolen selalu memyertai Anda." Katanya dengan membungkuk sopan.

"Jangan perlu formal, ingat kita adalah teman." Eileen mendongak, ia menatap tepat di manik biru muda itu.

"Apa kamu ingin menemuiku?" Manik Heterochromia Eileen kembali membelak lalu dengan cepat menggeleng.

"Percaya diri sekali dia!" Sarkas Fred yang langsung disambut tawa Irene.

"Hahaha kamu tahu sendiri dia sudah menyebalkan sejak kecil."

"Maaf Pangeran, tapi aku ingin bertemu Ayahku." Jawab tegas Eileen di balas anggukan oleh Jereon.

"Silahkan," Katanya mempersilahkan Eileen masuk.

"Terimakasih."

"Ada apa Eileen?" Tanya Varold tanpa basa-basi.

"Aku ingin meminta bantuan Ayahanda, apakah boleh?"

"Katakan."

"Begini, apakah Ayah ingat aku meminta di belikan Tambang Lor?"

"Tambang yang katanya kosong itu?"

"Benar."

"Lalu?"

"Aku ingin Ayah mencari pekerja untuk menggali tambang ini setelah musim dingin selesai."

Varold menghentikan gerak tangannya yang tengah menulis dan menatap lekat putrinya itu, "Apakah kamu yakin? Jujur saja aku masih tidak mengerti kenapa kamu ingin membeli tambang itu."

"Firsatku mengatakan kita akan untung besar."

Varold terkekeh, "Apa kamu tertarik dengan bisnis?"

"Hmm tidak terlalu, tapi lumayan. Jadi bagaimana Ayah? Apakah bisa?"

"Tentu, aku akan mencarikanmu pekerja dan mereka akan mulai menggali setelah musim dingin lewat tapi, jangan menangis jika hasilnya mengecewakan."

Seketika Eileen memutar bola mata malas, "Tentu saja tidak akan!" Serunya sewot. "Dan Ayah harus memujiku jika hasilnya di luar bayangan." Imbuhnya angkuh.

Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang