33. Pertemuan

28.8K 4.6K 156
                                    

"Selamat datang kepada siswa baru, selamat bergabung dengan keluarga besar Akademi Aerum. Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada kalian semua, kalian yang berada di sini adalah orang-orang beruntung yang terpilih."

Eileen duduk tenang memperhatikan ketua dewan menyampaikan kata sambutan.

Ketua dewan mengedarkan pandangannya hingga manik violet itu bersitatap dengan manik Heterochromia Eileen lalu ia tersenyum.

"Pangeran Nyx tersenyum padamu?" Bisik Kaysen yang duduk di samping Eileen.

"Oh, iya."

"Apakah hubungan kalian dekat?"

"Tentu saja, kami sepupu."

"Perkenalkan saya di sini sebagai dewan keamanan. Jika ada diantara kalian mendapat perlakuan tidak menyenangkan, harap hubungi saya."

Mendengar suara itu Eileen kembali fokus ke podium. Di sana Jereon berdiri di samping Nyx dengan memasang wajah dingin.

"Bukankah kakakmu sangat tidak cocok dengan wajah itu?"

Kaysen terkekeh, "Benar."

"Itu saja untuk hari ini, sekolah akan dimulai 2 hari lagi. 2 hari ini kalian bisa memanfaatkannya untuk berkeliling dan mengenal Akademi. Sekali lagi selamat untuk kalian semua." Suara tepuk tangan mengiringi langkah para dewan siswa yang menuruni podium.

Eileen tersenyum melihat Kevland berjalan gagah diantara para dewan siswa. Wajahnya yang imut namun datar membuat Eileen gemas ingin mencubit pipinya.

"Eileen aku mau ke papan pengumuman apa kau mau ikut?"

Eileen mengangguk, "Tentu. Aku juga ingin tahu dimana kelasku."

Eileen dan Kaysen berjalan beriringan membuat mereka kembali menjadi pusat perhatian.

"Sepertinya kamu tidak bersemangat?"

"Bukan begitu, hanya saja malas berdesakan."

Begitu sampai di papan pengumuman, seperti dugaan Eileen, di sana begitu ramai.

"Seperti dugaanku, sangat ramai!" Kaysen mengangguk setuju.

"Kamu tunggu saja disini, biar aku yang melihat kesana."

"Ahh tidak perlu, itu hanya merepotkanmu." Tolak Eileen.

"Bukankah kita teman?" Eileen mengangguk dan tersenyum.

"Kalo begitu aku mengandalkanmu."

Eileen terkekeh pelan melihat bagaimana cara Kaysen menyelip.

Kaysen menyentuh pundak siswa dan siswi satu persatu dari belakang. Lalu begitu menyadari siapa di belakangnya, mereka mulai menyingkir memberi ruang untuknya masuk dan setelahnya barisan menutup kembali.

"Fred? Kau tahu kan?"

Fred mendengus, "Ya ya aku mengerti!" Dan roh itu melesat menuju papan pengumuman.

Sebenarnya ini yang membuat Eileen malas. Eileen hanya tinggal duduk manis dan membiarkan salah satu rohnya bekerja maka ia akan mendapat informasi yang ia inginkan.

Namun tadi Kaysen mengajaknya membuat Eileen merasa sungkan untuk menolak. Apalagi beberapa tahun terakhir ini mereka sesekali berkirim surat meski jujur Eileen selalu late respont untuk membalasnya. Dan kebanyakan yang mereka bahas hanya tentang musik.

"Apa dia akan sekelas denganku?"

"Tidak ada yang tahu, bisa saja alurnya berubah." Balas Irene.

Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang