52. Bunga Musim Semi

17.4K 1.7K 409
                                    

Setibanya di taman belakang akademi, Eileen segera mendudukkan diri bawah pohon besar. Suasana heningnya selalu berhasil membuat Eileen nyaman. Taman belakang Akademi Aerum ini memang jarang di kunjungin, ada rumor jika taman ini berbahaya karena letaknya yang bersebelahan dengan hutan terlarang makanya hanya sedikit siswa maupun siswa yang berani datang kesini.

Kini manik Heterochromia itu tertuju pada hutan terlarang. Banyak orang mengatakan hutan terlarang begitu menakutkan karena pernah terjadi pembantaian bangsa elf oleh pengguna sihir hitam belum lagi hewan sihir yang hidup disana terkenal tidak ramah.

Nyatanya tidak ada yang mengetahui sebaik apa hutan itu dibanding Eileen. Hutan yang katanya menakutkan itu adalah hutan terindah menurutnya. Ahh mengingat tentang hutan terlarang membuat Eileen jadi merindukan Kalandra. Sosok manusia setengah elf, pendiri Akademi Aerum, dan fakta paling mencengangkan adalah guru sihir pribadi Eileen. Ohh jangan lupakan sosok yang selalu menjadi sumber kejailan 2 roh kontrak miliknya.

Terlalu larut dengan pikirannya membuat gadis bersurai seputih salju itu tak sadar ada manusia selain dirinya disana.

"Eileen." Intruksi seseorang membuat Eileen mengalihkan tatapannya.

"Rouvin? Sedang apa kau disini?"

Rouvin tak menjawab, pria pemilik surai merah muda itu memilih duduk di sebelah Eileen.

"Hey! Aku sedang bertanya padamu!" Seru Eileen kesal karena tak ditanggapi dengan bibir mengecut.

Rouvin terkekeh melihatnya, "Kamu lupa? Ini tempat favoritnya."

Seakan tersadar Eileen berseru, "Ahh benar juga!" Katanya seraya menepuk dahi.

"Kamu sendiri apa yang kamu lakukan disini?"

"Emm menenangkan diri?" Jawaban Eileen terdengar tidak menyakinkan malah seperti pertanyaan yang membuat pria bermanik kuning itu kembali terkekeh.

"Hey, kenapa kamu balik bertanya padaku?"

"Hah entahlah, saat ini banyak sekali yang mengganggu pikiranku."

Tangan Rouvin terulur lalu dengan pelan menepuk bahu ringkih gadis di sebelahnya.

"Jika kamu percaya, kamu bisa bercerita padaku." Sontak saja perkataan itu langsung membuat Eileen menatap pria di sebelahnya.

"Bukan bermaksud lancang!" Tak ingin gadis itu salah paham dan berpikir dia orang yang suka mencampuri masalah orang lain Rouvin langsung membantah. "Biasanya jika aku memiliki beban pikiran lalu menceritakannya pada seseorang aku akan merasa sedikit lebih lega." Lanjutnya lagi.

Gadis bermanik Heterochromia itu mengangguk, matanya menerawang kedepan. "Sebenarnya masalahku ini bisa dikatakan besar tapi jika dipikir kembali perkara ini tidaklah sebesar itu. Apalagi aku juga tidak merasakannya secara langsung. Namun, jika mengingat semua itu rasanya hatiku sangat sakit seakan aku yang memang melalui semua itu. Tapi nyatanya aku tidak pernah! Tapi kenapa hatiku sakit? Aku ahhh...." Jelas Eileen yang diakhir jeritan frustasi dengan kasar ia mengusap wajahnya.

Eileen menoleh melihat Rouvin yang masih menatapnya, "Maaf. Kamu pasti bingung mendengar ceritaku." Ujarnya tersenyum canggung.

Tanpa diduga Rouvin malah tertawa ringan dan itu berhasil membuat Eileen melongo. Eileen pikir Rouvin tidak akan menganggap serius  karena tidak mengerti dengan ceritanya setelah itu, Eileen akan berpura-pura bodoh lalu bersikap tidak pernah mengatakan apapun.

"Hey! Kenapa kamu tertawa?" Kesal Eileen melihat tawa pria itu tak kunjung reda.

'Nampaknya selera humor Rouvin cukup rendah. Ck padahal awalnya aku pikir dia termasuk manusia dingin, ternyata itu hanya topeng.' Batinnya merasa sedih gagal menebak kepribadian tokoh favoritnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang