24. Api

32.6K 5K 191
                                    


Malam semakin larut. Kini Eileen, Kalandra serta Sean duduk melingkar di depan api unggun. Di sana juga terdapat makanan yang memang sengaja Kalandra bawa.

Setelah kejadian gagalnya teleportasi Eileen, Kalandra yang masih kesal kini mendiamkan Eileen, meski tak bisa di pungkiri, ia menjadi yang terpanik ketika Eileen pingsan tadi. Kalandra pikir itu terjadi karena sihir hitamnnya kembali memberontak tapi ternyata Eileen hanya syok melihat darah.

'Benar-benar konyol!!' Begitulah fikir Kalandra.

Angin malam berhembus, posisi mereka yang ada di tengah hutan membuat Eileen bergidik karena dingin. Sesekali gadis kecil itu meniup telapak tangan mungilnya mencoba mencari kehangatan, lalu kemudian beringsut mendekati api. Kalandra melirik sekilas, tapi manusia setengah elf itu masih bersikap cuek.

"Besarkan apinya," Titah Kalandra.

Eileen menoleh, menatap Kalandra tak mengerti.

"Gunakan elemen apimu," Ujar Kalandra masih acuh tak acuh.

"Miss, kenapa kita tidak pulang saja? Kita bisa tidur nyaman di kasur, di sini sangat dingin!" Seru Eileen merajuk.

"Salah siapa membuatku jatuh! Ini hukuman untukmu!" Balas Kalandra ketus.

"Tapi kan Anda sudah janji tidak akan menyalahkanku, apa Anda akan menjilat ludah sendiri?"

Manik kuning Kalandra berkilat, "Kau!!!" Serunya sambil menunjuk Eileen dengan kipas.

Berdecak kesal, Kalandra memalingkan wajah, membuka kipas lalu mengipasi wajahnya kasar.

Sreet!

"Ck, cepat lakukan perintahku! Buat api itu besar!"

"Tapi Miss, elemen apiku masih kacau, terakhir kali aku hampir membakar hutan," Keluhnya sendu.

Mendengar itu Kalandra menghela nafas pelan, 3 bulan lalu Kalandra menyuruh Eileen membakar daun kering yang telah digunungkan tapi yang terjadi Eileen malah membakar 8 pohon sekaligus. Beruntung, gadis kecil itu sudah Menguasai elemen air, jadi kebakaran itu tidak parah.

"Lakukan dengan pelan, ikuti intruksiku!"

"Nenek tua ini! Eileen baru saja sadar dari pingsan dan kau menyuruh Eileen berlatih sihir lagi!!" Sertak Fred lalu melayang menuju Kalandra.

"Fred diamlah,"

"Tapi Eileen, dia ini keterlaluan! Biarkan aku memberinya pelajaran."

"Tidak perlu, kemarilah," Ucap Eileen seraya menepuk tanah di sebelah kanannya.

Sean mendekat lalu duduk di samping kiri Eileen, "Apa yang ingin roh itu lakukan?" Tanyanya penasaran.

"Entahlah, tapi sesuatu yang buruk untuk Miss Kalandra," Jawab gadis kecil itu disertai ringisan.

"Roh sialan!" Umpat Kalandra yang memang memperhatikan percakapan mereka.

"Kau yang sialan nenek tua!" Fred sudah bersiap menyerang Kalandra yang tentunya kembali di cegah Eileen.

"Fred diamlah, jangan membuat masalah!"

"Dengarkan Tuanmu!" Seru Kalandra penuh kemenangan karena di bela Eileen. Sejujurnya di sini Kalandra merasa di rugikan. Ia tahu apa yang dilakukan kedua roh itu hanya jika Eileen memberitahunya, berbeda dengan mereka yang bisa mengawasi tanpa di sadari oleh orang yang diawasi.

"Tenanglah Fred, aku juga tidak menyukai nenek tua itu," Ungkap Irene dengan mata berkilat misterius.

"Fred! Irene! Jangan kekanakan! Awas saja jika kalian bertindak dibelakangku,"

Mengubah Takdir Antagonis (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang