Happy Reading 💚
( ◜‿◝ )♡
Pukul sebelas malam, Millo kembali ke Rumah nya dengan mengendap-endap seperti maling. Ia takut melihat respon Ayah dan Bunda nya saat mengetahui wajah nya yang penuh luka. Lelaki itu bahkan nekat memanjat balkon untuk memasuki kamar nya.
Bruk!
Millo terjatuh mengenaskan di lantai, sampai Ia mengerang kesakitan memegangi lengan nya yang ngilu.
"Millo?" Sebuah suara terdengar dari pintu balkon nya.
Millo menghela nafas. Ternyata Ia ketahuan juga.
"Ngapain masuk dari balkon? Kaya maling aja." Zillo datang menghampiri Anak lelaki nya yang sedang bangkit berdiri.
"Masih jam Sebelas kok. Kan Ayah belum tidur, ketok pintu dulu harusnya." Kata Zillo yang masih belum menyadari kondisi anaknya.
"Maaf, Yah." Jawab Millo pelan seraya menunduk.
"Ayah maafin. Tadinya niat Ayah cuma mau kunciin pintu balkon Kamu, eh Ternyata Pemilik nya pulang dari sini."
Melihat Millo yang hanya diam dan menunduk membuat Zillo heran.
"Kamu kenapa?" Tanya nya langsung.
Millo tetap menunduk seraya diam saja. Ia takut sekarang.
Zillo merasakan ketidak beresan disana pun mendongakkan wajah Anak nya, dan terkejut melihat wajah Putra nya yang babak belur.
"Berantem sama siapa?" Tanya Zillo lembut.
Millo terdiam.
"Kok gak jawab Ayah? Abang kalo mau berantem harus hati-hati, jangan sampai kalah. Abang tahu kan gimana khawatir nya Bunda kalo lihat kondisi Abang begini?"
"Maaf, Ayah. Abang salah." Ucap Millo penuh penyesalan.
"Udah di obati?"
Millo mengangguk. "Udah Mentari obati kok."
Zillo mulai membaca situasi. Seakan paham karena Ia pernah muda juga, Lelaki itu tersenyum simpul.
"Sayang banget sama Mentari, sampe rela babak belur gini?"
Pertanyaan Zillo mengejutkan Millo. Ayah nya sangat paham.
"Banget." Jujurnya dengan malu-malu.
"Ayo, masuk. Bicara di dalam aja." Kata Lelaki paruh baya itu.
Millo menurut saja saat Ayah nya memberi perintah. Lelaki itu melepas sepatu nya, lalu di letakkan di walk in closet.
"Ayah tahu, Sebagai Lelaki yang mencintai Perempuan nya pasti ada rasa ingin mempertahankan dan melindungi. Tapi Kalaupun Abang kalah sama lawan Abang, Ayah minta tolong jangan sampe babak belur banget begini. Emang Abang gak jago ngelawan? Perlu Ayah ajari bela diri?" Zillo berbicara seraya berdiri di depan Anak nya yang menunduk di kursi sofa.
"Abang bisa lawan, Ayah. Tapi ini memang salah Abang." Kata Millo lirih.
"Maksudnya?"
"Millo Salah jadi Sahabat Mentari marah, lalu mukul Millo. Gak pantes Millo melawan, Ayah. Itu sama aja berarti Millo gak mengaku salah." Kata Millo menjelaskan.
Mudah saja Ia melawan dan menghajar Angga bahkan sampai masuk Rumah Sakit. Tapi, pada masalah kali ini Millo menyadari kesalahannya. Millo membuat Mentari menangis, hingga pingsan tak sadarkan diri, Jadi Ia harus menerima imbalan nya.
Sementara' Zillo sudah tersenyum disana. Ia menepuk bahu Putra nya pelan.
"Ternyata Lelaki sejati. Tapi besok persiapkan diri untuk menghadapi Bunda, Ya? Ayah gak bisa ikut campur."
KAMU SEDANG MEMBACA
MILLO [On Going]
FanfictionMillo Salvio Wijaya, Seorang Siswa Pintar yang menyandang jabatan sebagai Ketua Osis. Ia terkenal dengan wajah Tampan, dan Sikap Dingin nya. Sampai-sampai Semua Gadis Di Sekolah memuja dan mengejar Millo, dengan bebagai cara. Tapi, Millo tidak perna...