Happy reading💚
^_^
Saat perut lapar, dan kondisi kulkas kosong adalah hal yang paling membenci kan bagi Mentari saat Ia harus di tinggal sendirian Di Rumah.
Mau tak mau Mentari harus jalan sekitar 300 Meter, agar bisa sampai Di Supermarket dan belanja. Begini lah, nasib Anak tunggal yang mempunyai Orang Tua super sibuk dengan Bisnis Mereka.
Mentari hanya memakai piyama panjang nya, dan sendal rumahan. Lalu, jalan kaki Ke Supermarket.
Sesampainya Di Supermarket, Mentari langsung mengambil keranjang dan memulai belanja nya ke stan sayuran. Sekalian belanja untuk seminggu, pikir nya.
Biasa di tinggal dengan Kedua Orang Tua nya, Mentari tumbuh menjadi Gadis mandiri, dan tidak manja. Ada hal baik yang patut Ia syukuri dari ini semua.
Selesai memilih sayuran, Mentari membuka Freezer yang berisi nuget dan Osis. Salah satu makanan favorit Mentari yang tidak bisa di tinggalkan.
Kemudian, Gadis itu melengkapi bumbu dapur. Dan pada Akhirnya, Dia menghampiri stan cemilan sebagai penutup.
Saat mencari Kripik kesukaan nya, Mentari di kejutkan oleh tangan yang menyentuh bahu nya. Refleks, Mentari langsung menyentak nya.
"Hei, ini Millo." Mentari yang tadi nya ingin marah, langsung mendongak seraya tersenyum.
"Pacar, ngapain disini?"
Pelukan tiba-tiba dari Mentari membuat Millo kesusahan bergerak. Ia mematung sejenak. Mentari ngapain, meluk?
"Tar, Tumben? " Ucap Millo gugup.
"Tumben apa? "
"Mau meluk gini. Btw, Ini first time Kita pelukan lho." Bisik Millo seraya membalas pelukan Mentari.
Benar kata Fazri. Salah satu keenakan dari punya pacar, yaitu ada yang bisa di peluk kalau butuh.
Pelukan Mentari sangat hangat, dan nyaman, Mungkin?
Tapi Mentari yang baru sadar akan kelakukan nya, langsung melepaskan pelukan Mereka. Dan itu, berhasil membuat Millo kehilangan sesuatu.
"Sama siapa, kesini? " Tanya Mentari canggung.
"Nillo."
Mata Mentari langsung berbinar. Jarang sekali lho, Dia dapat melihat wajah polos kembaran Millo itu.
"Gak ada." Dengan sadis, Millo meraup wajah mungil Mentari dengan tangan nya.
"Dih, pengen liat juga." Mentari mengintip dari sela hoddie Millo, agar dapat melihat Nillo Yang sedang memilih minuman.
"Gak boleh." Ketus Millo.
"Pelit! "
"Biarin."
Malas berdebat, Mentari pun memilih camilan nya lagi. Selesai, Ia ingin membeli minuman untuk menemani nya marathon drakor nanti malam.
"Awas, Millo! " Mentari memarahi Millo yang menghadang jalan nya.
"Jangan ganjen."
"Apaan!"
"Awhh," Millo langsung meringis saat cubitan kecil dari Mentari bersarang di pinggang nya.
"Aku mau beli minum."
Millo yang kalah malu pun memberikan jalan untuk Mentari.
"Hai, Nillo." Sapa Mentari saat pandangan nya bertemu dengan Lelaki yang berkacamata bulat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILLO [On Going]
Fiksi PenggemarMillo Salvio Wijaya, Seorang Siswa Pintar yang menyandang jabatan sebagai Ketua Osis. Ia terkenal dengan wajah Tampan, dan Sikap Dingin nya. Sampai-sampai Semua Gadis Di Sekolah memuja dan mengejar Millo, dengan bebagai cara. Tapi, Millo tidak perna...