Happy reading
•
•
•( ◜‿◝ )
Siang telah berganti malam, Namun Millo masih setia dengan seragam Sekolah nya menanti di ruangan Mentari. Gadis itu tak boleh di jenguk siapapun karena kondisi nya yang masih belum baik, membuat Millo uring-uringan tak tenang.
Resya, Ibunda Millo setia menemani anak sulung nya setelah disuruh oleh Suami nya untuk menemani Millo menunggu Mentari. Sementara Angga, dan Angel tengah mengambil keperluan Mentari di rumah Gadis itu bersama Pembantu keluarga nya.
"Abang mandi dulu sana di Ruang Ayah. Biar Bunda yang jaga Mentari." Ucap Resya lembut.
Millo masih melamun dengan pikiran yang menggunung.
"Sayang mandi dulu, nanti kalo Mentari udah sadar kan bisa langsung jenguk kalau udah bersih." Ucap nya lagi, dan kini Millo melirik kearah Bunda nya.
Benar kata Bunda nya, Millo pun berdiri.
"Bunda jagain Mentari yaaa." Pinta Millo.
Resya mengangguk dan tersenyum hangat.
Millo pergi keruangan Ayah nya. Bunda nya telah membawakan baju ganti untuk Millo, jadi Lelaki itu tak perlu pulang ke rumah lagi.
Selesai mandi, Millo mengambil bekal makanan yang telah di bawakan oleh Bunda nya. Selesai makan Ia merenung sedih mengingat semua kebodohan Dia hingga tak tahu bahwa Mentari memiliki sakit parah. Ingatan nya tentang Angga yang selalu menyuruh nya putus dengan Mentari kembali terputar.
"Putusin aja." Suara spontan Angga begitu keras sehingga terdengar di telinga Millo.
"Angga..." Kedua Gadis itu berucap takut, terutama Mentari.
"Apasih Tar, putusin gak! Aku udah cukup sabar ya selama ini." Ternyata Angga beneran emosi. Angel berdiri kemeja Angga guna mengusap punggung lelaki itu.
"Sabar. Ini hubungan Mentari, bukan Kamu. Dia yang menjalani Ngga." Ucap Angel menenangkan.
Mentari menunduk takut. Ia sudah tahu pasti Millo mendengar nya.
Sementara Millo masih mematung di tempatnya. Bahkan tangan nya berhenti menulis coretan nama 'Mentari' di buku nya. Telinga nya tak salah dengarkan?
Mengapa Angga menyuruh Mentari memutuskan Millo?
Millo juga mendengar kata 'cukup sabar' dari Angga. Apa Millo melakukan kesalahan selama ini?
Millo menatap ragu kearah tiga sekawan disana. Ia melihat Angel yang menenangkan Angga, Sementara Mentari juga memandangnya tapi tak berlangsung lama Gadis itu membuang muka.
Millo ingin bertanya langsung maksud Mereka, Tapi bel tanda masuk nya jam pelajaran mengurungkan langkah Millo.
Berjam-jam belajar, baru kali ini tak ada satupun materi yang masuk di otak Millo. Lelaki itu hanya memandang kosong kearah papan tulis, lalu menjatuhkan kepala nya kemeja dengan sedih.
Apa benar Mentari ingin memutuskan nya?
Tapi,
Apa salah Millo?
Lelaki itu berpikir keras mengenai kesalahan nya. Tapi tak kunjung mendapat jawaban, hingga suara bel pulang menginterupsi nya.
Millo hanya melamun saat para Teman sekelas nya sibuk memasukan alat tulis agar cepat pulang, begitupun dengan Mentari. Gadis itu menyuruh kedua sahabatnya untuk pulang duluan. Ia ingin sendirian saja hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILLO [On Going]
Fiksi PenggemarMillo Salvio Wijaya, Seorang Siswa Pintar yang menyandang jabatan sebagai Ketua Osis. Ia terkenal dengan wajah Tampan, dan Sikap Dingin nya. Sampai-sampai Semua Gadis Di Sekolah memuja dan mengejar Millo, dengan bebagai cara. Tapi, Millo tidak perna...