[M-9] Millo, marah?

828 108 5
                                    

Happy Reading💚

^_^

Tringggg....

Bel pulang sekolah berbunyi. Seluruh Siswa dan Siswi langsung berhamburan ingin cepat pulang, sebagaian ada yang mampir untuk Nongkrong bersama Teman-teman Mereka terlebih dahulu.

Begitulah Masa SMA. Terkhusus nya, para Siswa dan Siswi tingkat akhir. Banyak dari Mereka yang menghabiskan waktu luang untuk belajar demi melanjutkan pendidikan, dan ada pula yang menghabiskan waktu mengumpul bersama Teman nya, karena sebentar lagi akan berpisah.

Tapi tidak dengan pihak Osis, kini Mereka mengejar rapat dan kerja terus setiap hari, demi keberhasilan Pentas Seni, Serta Festival perayaan ulang tahun Sekolah yang akan di adakan dua hari lagi.

Millo selaku Ketua Osis berperan penuh dari perbincangan sampai kepada kerja sama di lapangan.

Saat tim dekorasi sedang memasang Spanduk di ranting dua pohon besar Pintu masuk SMA Cendana, Millo berdiri memperhatikan nya bersama Fazri.

"Menurut Lo siapa Anak Osis yang lebih baik, jadi penerus Kita? " Tanya Fazri memulai perbincangan.

"Pendapat Gue gak berpengaruh selagi hasil Voting di tentukan sama seluruh warga kelas." Jawab Millo tanpa mengalihkan pandangan dari keempat Anak Osis yang sedang memasang Spanduk.

"Iya sih. Tapi Kita bicara basa-basi aja, "

Millo melirik nya tajam, "Gak punya waktu."

Fazri hanya bisa mendengus mendengarnya. "Salah satu kandidat ada dari kelas combrot."

"Lalu? "

"Dia lumayan Famous, Jadi Maybe Dia menang. Lo tahu kan betapa ganjen nya para Siswi Sekolah Kita tercinta ini."

"Lo gak boleh bikin pengecualian untuk kelas akhir. Belum tentu Mereka yang ada di sana lebih buruk dari Kelas Awal, Lagian Tim Kita kan bikin seleksi calon seketat mungkin, Jadi Gue pastikan benar-benar Berkualitas Para Calon nya nanti." Ujar Millo. Sih yang hanya bicara panjang jika ada kepentingan.

Fazri memasukan kedua tangan nya di saku celana. "Oke."

"Lagian Lo juga Anak kelas Combrot kan, IPS-5? Buktinya, Lo masih ada di samping Gue selama periode dua tahun berturut-turut." Ujar Millo memutar bola mata malas.

Melihat Dua Manusia yang berjalan kearah Mereka. Tidak. Lebih tepatnya ke arah gerbang Sekolah, Fazri menyenggol bahu Millo.

"Eh-- Itu bukan nya Pacar Lo, Ya? " Mata Fazri mengode keberadaan Mentari di sana.

Mata Millo langsung menatap nyalang kearah sana. Melihat Mentari yang mengobrol seru bersama Fero, membuat Millo panas bukan main.

"Wah, Cowok keren sekelas Lo bisa di tikung juga ya, ternyata." Fazri menggeleng tak percaya.

Sementara Mentari yang menyadari keberadaan Mereka langsung canggung.

"Hai," Sapa Mentari dengan tangan di lambaikan kaku. Senyumnya juga penuh ketakutan. Ia belum izin pada Millo.

"Mau kemana? " Tanya Millo To the Point.

"M-Mau Ke Butik nya Mama Fero. Kita mau cari Kostom." Jawab Mentari kikuk.

Mata Millo menatap tajam pada Fero yang hanya melambaikan tangan sembari tersenyum Mengejek.

"Ayo! " Millo menarik tangan Mentari agar menjauh dari Manusia lain.

"Mesti banget sama Dia?"

"Jadi?" Mentari menatap Millo lembut. jika bukan bersama Fero, harus bersama Siapa lagi?

MILLO  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang