[M-4] Jauh, Dan Rindu

1.1K 148 3
                                    

HappyReading💚

^_^

Pagi menjelang siang, Millo sudah sampai di Bandara bersama dengan Guru pembimbing nya. Besok adalah hari Olimpiade nya, Jadi Hari ini Mereka melaksanakan penerbangan ke Yogyakarta. Tempat Olimpiade di laksanakan.

Millo menggunakan celana jeans hitam, Serta kaos hitam yang di lapisi oleh Jaket khas SMA Cendana, yang Dimana sebagai bukti Identitas nya sebagai perwakilan Cendana. Di tangan kiri nya sedang menggenggam pegangan koper, Sementara tangan kiri nya menggenggam ponsel nya.

"Ayo, Sudah ada Informasi." Kata Guru Pembimbing nya, Pak Adrian. Satu-satunya Guru Muda yang menjadi Incaran para Guru dan para Siswi.

Millo mengangguk, Lalu menberikan Sesuatu Di Ponsel nya sebelum di simpan.

To Mentari💚 :
|| Aku mau berangkat. Jangan Kangen❤️

Bibir nya tersenyum di balik masker yang Ia pakai. Padahal Dia yang sedang terserang Virus kangen.

Satu jam lebih perjalanan, Kemudian di lanjut Menaiki taksi. Akhirnya, Millo sampai di sebuah hotel yang di jadikan sebagai Tempat Olimpiade. Perlombaan ketat, Olimpiade SMA Sepulau Jawa.

"Kamar Saya di samping Kamu. Kalau butuh apa-apa, Lapor ke Saya. Malam ini, Akan ada Acara pembukaan. Jadi Kamu bisa Istirahat Siang ini." Ucap Pak Adrian.

Millo mengangguk, "Baik, Pak." Jawab nya Sopan.

Kemudian, Ia pun memasuki Kamar Hotel nya.

Di dalam, Millo langsung meletakkan kopernya dan mengambil pakaian ganti nya. Baru saja ingin beranjak, Ponsel Nillo berdering di atas Nakas.

Bibirnya melengkung saat tertera nama Bunda nya di sana.

"Hallo, Bun."

"..."

"Abang udah nyampek kok. Sekarang ini, udah di dalam Hotel."

"..."

"Iya, Bunda. Abang janji gak telat makan."

"..."

"I Love you, Bun. Doain Abang, Ya."

"..."

"Siap, Bunda. Yaudah, Assalamu'alaikum."

"..."

Millo meletakkan kembali ponsel berlogo apel Gigit milik nya. Lalu, melanjutkan rencana awal untuk Membersihkan diri.

Di malam hari, Millo sudah berada di Lobi Hotel. Selesai makan malam di Tempat yang telah di sediakan, Millo duduk sejenak disana sekedar main ponsel untuk menanti jadwal selanjutnya, dan kabar Guru Pembimbing nya.

Millo tetap menggunakan maskernya. Sehingga senyum yang sejak tadi tak bisa di tahan nya pun tidak dapat di lihat Orang.

Sebenarnya Di sini lumayan ramai dengan Anak-anak dari Sekolah yang berbeda dengan nya. Mengingat, Olimpiade yang diadakan tidak hanya Fisika. Ada Matematika dan Kimia, Jadi Sudah pasti cukup banyak Siswa sebaya nya di sini. Alih-alih mencari Teman dan berkumpul layak nya Orang lain, Millo memilih Duduk sendiri dan fokus pada Ponsel nya.

Sejujurnya, Millo benci keramaian. Ia lebih suka mengurung dirinya di tempat yang sepi dan senyap.

Mentari💚 :
|| Jangan lupa Berdo'a, Biar di mudahkan jawab Soal nya❤️

Bibir Millo berkedut, Mentari sungguh mengubah banyak pribadi nya.

Millo sadar Dia belum menjadi Seorang Pacar yang baik. Dia tidak romantis, dan juga perhatian. Millo meminta pemakluman dari Mentari, karena Memang begini lah Millo yang ada nya. Terkadang ada sisi dimana Dia ingin menjadi seperti Pacar-pacar pada umum nya, Tapi apalah Daya nya karena sikap Kaku turunan dari Ayah nya ini.

MILLO  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang