[M-8] Menekan Ego

873 122 2
                                    

Happy Reading💚

^_^

"Tar, Anak Osis yang mana? Bilang sama Aku! " Sorot mata Angga tampak marah, di iringi dengan kepalan tangan nya pula.

Mentari hanya bisa menangis senggugukan di pelukan Angel.

"Ayo, Ke UKS!" Tanpa pikir panjang, Angga menggendong Mentari di punggung nya, lalu keluar dari area Kamar mandi.

Mentari tidak menolak, Ia malah bersembunyi di balik punggung Angga sembari menangis menahan sakit di lutut nya yang berdarah.

Untuk kesekian kali nya, Mentari terluka karena ulah Fans garis keras Millo.

"Lo ngeyel banget sih, Udah Gue bilang tinggalin Millo, tinggalin Millo. Tapi kenapa Lo masih ngotot jadi Pacar Gak berguna nya Dia?!" Mentari yang sudah menangis karena menahan sakit di rambut nya saat di jambak cecunguk Dona hanya bisa diam.

"Lo segitu yakin nya, ya kalo Millo suka beneran sama Lo? " Dona kembali bicara, kini di sambung tawa oleh kedua Teman nya.

"Hello, Mentari? Lo sadar diri dong. Millo Ketua Osis, Pintar, Ganteng. Dan Lo? Apa yang bisa di banggain dari diri Lo?! "

"Lalu, Apa kelebihan Kamu sampe bisa menghina Aku begitu, Dona? " Kini Mentari berkata berani sembari menatap Dona yang berdiri menjulang di atas nya.

"Berani banget Lo?! " Dona menarik rambut Mentari hingga Gadis mungil itu berdiri, Dan dengan tanpa perasaan nya, Dona mendorong Mentari hingga lutut nya terbentur di permukaan yang kasar.

"Gue peringatan sekali lagi sama Lo, putusin Millo! " Setelah berkata seperti itu, Dona dan Kedua cecunguk nya pergi meninggalkan Mentari yang menangis pilu.

Begini beratnya kah, Mempertahankan Millo?

"Awsshh..." Mentari meringis saat Angel mengobati luka nya.

"Tar, Kasih tau Aku siapa Dia." Sudah berkali-kali Angga mengatakan hal itu, Tapi Mentari hanya menggeleng. Bahaya jika Angga tahu, Ia tidak peduli Cowok atau Cewek, Jika mengganggu Kedua Sahabat Perempuan nya ini, Angga tidak segan-segan memberi perhitungan bagi Mereka.

"Angga, Sabar dulu. Mentari lagi di obati." Ucapan Lembut Angel berhasil membuat Angga kicep.

Angga menatap sedih rambut Mentari yang berantakan, Ia pun merapikan kembali rambut Sahabat nya itu.

"Tar, Kamu mau sampe kapan terluka gini? Oke, Memang Millo cowok baik-baik. Tapi Tar, Dia tetap berbahaya untuk Kamu. Aku gak mau lihat Kamu terluka begini terus. Syukur Kami datang cepat tadi, Kalo terlambat dan Orang lain yang melihat Kamu? Pasti bakal kacau. Seluru Sekolah bisa tahu." Mereka bertiga selalu menerapkan prinsip untuk tetap menjadi Siswa baik-baik di sekolah, Mereka tidak ingin terkena masalah dan berakhir merepotkan Kedua Orang Tua nya untuk mendatangi panggilan Guru. Bukan Passion Mereka sekali.

"Maaf, Ngga. Tapi Aku masih Sayang sama Millo." Hanya dengan jawaban itu Kedua Sahabat nya tidak berani berkomentar. Dan Mentari pun sadar, Ini adalah hal Bodoh yang Ia lakukan.

Ketika Mentari bersama kedua Sahabat nya, Berbeda dengan Millo yang sedang sibuk mengurusi perlengkapan untuk Pentas Seni tahunan Sekolah Mereka.

"Mill, ini Susunan Acara yang udah Aku bikin. Apa ada yang gak cocok? " Ujar Sih Sekretaris Osis.

Millo yang sejak tadi memperhatikan Orang-orang yang memasang panggung, Mengalihkan pandangan nya. Millo mengambil kertas yang tadi di sodorkan, Lalu membaca nya khidmat seraya berpikir.

MILLO  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang