Ferdi bangun lebih pagi dari biasanya, dia membuat sarapan dan mencuci mobil Advanzanya, saat sedang mencuci tiba-tiba ponselnya bergetar.
"Yoo Fer apa kamu sibuk?" tanya seseorang di ujung telpon.
"Baik? Siapa ini?" tanya Ferdi bingung.
"Oh sobat, apa kamu sudah melupakan sahabatmu in!?" kata seseorang itu tidak senang.
"Sahabatku? Tunggu!" kata Ferdi dalam hati.
"Zaki!? Apa kamu sudah kembali dari Australia!?" kata Ferdi terkejut.
"Ahaha kamu akhirnya ingat~" kata Zaki senang.
"Uhm, ya kamu jarang menelponku dan ada apa nih?" kata Ferdi ringan.
"Apa kamu tidak kangen denganku? Padahal aku kangen denganmu~" kata Zaki dengan nada kecewa.
"Aku bukan gay!" kata Ferdi datar.
"Oh ayolah sobat kenapa kamu berpikir kesitu? Aku juga bukan gay!" kata Zaki tercengang.
"Ahaha kamu kan memang terkenal karena itu?" kata Ferdi bercanda.
"..." Zaki diam karena memang dia terkenal karena terlalu dekat dengan para sahabatnya sampai di kira gay tapi yang jelas dia bukanlah gay.
"Langsung saja ke intinya, apa kamu mau gabung? Kita ngumpul lagi seperti biasa?" kata Zaki mengajak.
"Ngumpul lagi? Baiklah, kapan?" kata Ferdi setuju karena sudah lama tidak ngumpul bersama Zaki.
"Nanti aku kabarin lagi!" kata Zaki.
"Tunggu, aku tidak akan datang kalau kamu mengatakan tempatnya di bar!" kata Ferdi memperingatkan.
"Ahaha aku tau itu jadi aku akan mengajakmu di tempat lain, oh ya ajak juga pacarmu kalau punya~" kata Zaki dan di akhiri ejekan.
"Aku sudah punya lah, lagian wajahku tampan jadi mana mungkin aku jomblo?" kata Ferdi narsis.
"Seperti biasa kenarsisanmu itu masih tidak berubah!" kata Zaki bercanda.
"Aku tidak narsis! Oh ya siapa aja yang gabung untuk ngumpul-ngumpul?" kata Ferdi.
"Biasa si Dessy, Rahmat, Heri, Dika, Tini!" kata Zaki memperkenalkan.
"2 gadis 5 pria? Apa kamu tidak terlalu keterlaluan?" tanya Ferdi merasa ada yang aneh.
"Ahaha kami sudah ada pasangan jadi apa yang aneh? Lagian mereka yang punya waktu untuk ngumpul!" kata Zaki sedikit tidak berdaya.
"Oh seperti itu, aku tadi hanya memikirkan hal yang 'Omoshiroi' ahaha!" kata Ferdi jujur karena saat dia berpikir tentang siapa yang ngumpul tiba-tiba pikiranya menjadi sedikit mesum.
"Oh sobat kamu sudah punya pacar apa masih menonton hal seperti itu?" kata Zaki dengan nada menggoda dan curiga.
"Aku tidak melakukan apapun dengan pacarku! Lagian melakukan itu lebih enak dan nyaman saat sudah nikah jafi ga perlu takut ada razia!" kata Ferdi bercanda.
"Sudahlah aku akan tutup telpon dulu, jangan lupa ajak pacarmu dan sampaikan salamku kepada Ayu~" kata Zaki dengan ceria.
"Kamu tidak lolicon kan? Apa setelah di Australia kamu berubah haluan?" kata Ferdi datar.
"Fer, apa kamu mau ribut?" kata Zaki marah.
"Skuy gelud" kata Ferdi menerima.
"Ahahaha~" ketawa keduanya bersamaan.
"Kalau begitu bye aku sibuk!" kata Zaki.
"Paling kamu sibuk ngurus sabun mana yang akan di pake kali ini~" kata Ferdi mengejek.
"Kamu sepertinya benar-benar mau gelud huh?" kata Zaki tidak senang.
"Baiklah ga usah bercanda dan bye~" kata Ferdi langsung menutup telponnya.
"..." Zaki tidak tau harus berkata apa dengan sikap Ferdi yang kayanya belum berubah padahal sudah beberapa tahun tidak bertemu.
Zaki adalah sahabat Ferdi yang sudah sangat dekat sejak SMP, tidak hanya itu bahkan Zaki juga suka membantunya dan saat mendengar orang tua Ferdi tiada Zaki juga datang menghibur Ferdi dan Ayu.
Bagi Ferdi, Zaki adalah sahabat yang sangat baik yang akan dia bantu suatu saat nanti tapi dulu dia tidak memiliki uang, status, dan masa depan tapi sekarang berbeda jadi sekarang dia mungkin bisa jadi pendukung terkuat bagi Zaki, Ayu, Annisa, dan teman-teman yang sudah banyak membantunya.
"Siapa yang menelpon bang sepertinya happy banget?" tanya Ayu tiba-tiba.
"Apa kamu masih ingat Zaki temanku yang pergi kuliah ke Australia?" tanya Ferdi kepada Ayu.
"Zaki? Oh bang Zaki! Ayu ingat, apa bang Zaki sudah kembali ke Indonesia?" kata Ayu yang juga bersemangat.
Bagaimana pun Ayu dan Zaki juga cukup dekat apalagi setelah orang tua mereka meninggal tapi sayangnya Zaki dapat beasiswa di Australia dan tinggal disana.
"Um, dia baru pulang dan berniat untuk ngumpul-ngumpul bareng yang lain, apa kamu mau ikut juga?" kata Ferdi dengan ringan.
"Tidak, disana pasti banyak teman-temanmu dan Ayu tidak ingin membuang waktu disana!" kata Ayu menolak.
Meski dia ingin bertemu dengan Zaki tapi dia juga tau acara ini adalah reuni bagi Ferdi dan beberapa teman yang sudah lama berpisah.
"Ya aku juga sudah menebaknya~ apa kamu sudah siap? Ayo aku akan mengantarmu!" kata Ferdi bercanda.
"Yeay!" kata Ayu semangat bagaimana pun dia jarang di antar Ferdi jadi dia sangat senang kali ini.
"Bisakah kamu juga mengantarku? Aku akan memesan taksi onlinemu!" kata Annisa yang keluar juga dengan pakaian rapi dan ada tas dan laptop yang dia bawa.
"Kamu kekampus tumben pagi banget?" tanya Ferdi aneh karena biasanya Annisa akan pergi ke kampus agak siangan.
"Lagi ada kelas pagi, aku juga tidak suka begini tapi apa boleh buat soalnya kelas ini sangat penting bagiku!" kata Annisa sedikit tidak berdaya.
"Baiklah naiklah aku akan menganti pakaian dulu soalnya yang ini basah!" kata Ferdi langsung pergi dan hanya butuh 5 menit agar kembali dengan seragam supir taksi onlinenya.
"Baiklah nona-nona yang sudah menunggu lama, saatnya berangkat!" kata Ferdi bercanda dan mulai mengendarai mobil ke sekolah Ayu terlebih dahulu baru lah menuju ke Universitas Annisa.
"Nis apa kamu sibuk besok?" tanya Ferdi tiba-tiba.
"Besok? Uhm... Kayanya tidak, memang ada apa?" tanya Annisa penasaran dan bingung.
"Yaa kita kan sudah jadian jadi mau kan kita kencan besok lagian besok juga hari minggu?" kata Ferdi agak malu.
"Eh? Baiklah, kalau begitu jam 9 pagi!" kata Annisa terkejut tapi juga setuju dengan senang.
"Bagus!" kata Ferdi senang karena Annisa langsung setuju.
"Oh ya soal hubungan kita apa Ayu mengetahuinya?" tanya Annisa tiba-tiba.
"Haa, aku belum ada waktu untuk memberitahunya!" kata Ferdi tidak berdaya.
"Bahkan statusmu?" tanya Annisa terkejut.
"Um, aku belum mengatakan semua kebenaran ini kepadanya!" kata Ferdi sedikit tidak berdaya dan sedih.
"Beritahu lah dia secepatnya karena lebih baik mengetahuinya dari ucapanmu dari pada dari omongan orang apalagi mungkin dengan ini dia jadi lebih tenang dalam belajar!" kata Annisa menyarankan.
"Aku tau dan terima kasih sarannya!" kata Ferdi dengan tulus kepada Annisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am An Online Taxi Driver[Hiatus]
Fantasyberkisah seorang pemuda yang berinkarnasi ke dunia pararel yang hampir sama seperti bumi didunia modern. dia di lahirkan ke keluarga kaya yang tidak diketahui hasil ngepet dari mana, namun di tengah hidup mewah nan glamornya terjadi sebuah insiden d...