Keesokan harinya Satya keluar dari kamarnya seperti biasa yaitu jam 3 pagi, dia melihat Ferdi dan keluarga kecilnya sedang tertidur di ruang tamu dengan cara yang cukup romantis.
Dimana Kuina berada di pangkuan Annisa, Annisa tertidur dengan menyenderkan kepalanya di bahu Ferdi, dan Ferdi sendiri tidur sambil memegangi kepala Annisa dengan satu tangan dan tertunduk lemah namun masih duduk dengan tegak.
Satya tersenyum kecil lalu pergi ke teras kecil di belakang rumah, disana ada sebuah batu besar tempat Satya biasa berkultivasi disana, apalagi tempatnya yang tenang membuat Satya dapat berlatih dengan tenang.
Sama seperti Ferdi, Satya juga merasa kelemahan terhadap dirinya, dia merasa sangat lemah dibanding kedua adiknya tersebut padahal dia adalah kakak mereka.
Hal ini membuat Satya berlatih cukup keras namun tetap saja dia masih belum menyusul ketertinggalannya, bahkan saat ini Satya sedang mengalami krisis hambatan, ada sesuatu yang membuatnya tidak dapat menerobos alam.
Tidak peduli seberapa keras usahanya namun penghalang tipis itu tetap tidak hancur, Satya tau kalau penghalang itu mungkin muncul dari perasaan pribadinya yang membuatnya mengalami hal ini.
Meski begitu Satya sulit melepaskan belenggu itu, kalau dia tetap seperti ini kemungkinan besar Satya akan jatuh menjadi budidaya jahat pun bisa saja terjadi dikemudian.
"Kenapa... Padahal aku ingin sekali memperkuat kekuatanku tapi kenapa aku tidak bisa tetap menerobos!?" Kata Satya dalam hati.
"Kamu ingin kekuatan?" Sebuah suara jernih dan jelas membuat Satya membuka matanya lalu melihat Ferdi di depannya.
"Fer? Bukankah kamu tertidur?" Tanya Satya terkejut.
"Hoaam~ harusnya begitu tapi aku melihat sesuatu, yaitu zat hitam di dalam tubuhmu yang kemungkinan adalah bibit iblis hati yang akan menganggu kultivasi!" Kata Ferdi dengan ringan dan masih menguap.
"Ingat bang, kultivasi menggunakan Tao antara Yin dan Yang, keselarasan keduanya sangat penting dan maksud dari kultivasi adalah ketenangan hati, dimana bila seorang kultivator menjadi tenang disaat itu juga kultivator itu dapat terus maju!"
"Ketenangan di dapat dari keselarasan hati dan pikiran, seperti Alam dan Manusia, mereka saling berkaitan namun tidak semua, Manusia memerlukan Alam namun Alam tidak memerlukan Manusia tapi saat keduanya saling memerlukan maka akan tercipta ketenangan pikiran, seperti Hati dan Pikiran, Hati memerlukan Pikiran namun Pikiran tidak memerlukan Hati tapi disaat keduanya bersatu akan muncul ketenangan yang membuatmu dapat terus maju tanpa takut akan sesuatu!" kata Ferdi secara panjang lebar.
Setelah mendengarkan entah kenapa Satya seakan mendengar sesuatu, ya dia kembali berkultivasi karena tiba-tiba dia mendapatkan sebuah pencerahan yang cukup baik, nafas Satya berubah menjadi lebih tenang dan wajahnya tersenyum kecil tanpa mengerutkan wajahnya.
Setelah Satya mengalami pencerahan seperti itu membuat Ferdi tersenyum, dia sebenarnya hanya mengatakan omong kosong dan meminta Satya untuk menjadi tenang, ya hanya itu tapi siapa sangka Satya akan dapat menerobos dan mendapatkan pencerahan.
"Papa!" kata Kuina yang baru bangun dan menyapa Ferdi.
"Sst, jangan terlalu berisik karena paman mu sedang dalam keeadaan kritisnya!" kata Ferdi dengan tenang menjelaskan kepada Kuina.
"Umu, aku mengerti!" kata Kuina dengan tenang.
"Oh ya Kuina, ini untukmu!" kata Ferdi menyerahkan botol giok ke Kuina.
"Eh? Apa ini, papa?" Tanya Kuina bingung.
"Usia mu sudah cukup lama, meski saat kamu tertidur tidak terlalu memengaruhi tubuhmu namun itu mengikis usiamu, pil itu dapat memperpanjang usiamu menjadi 1000 tahun lagi!" Kata Ferdi dengan ringan.
"Apa!? Papa, ambil lagi, benda ini sangat berharga!" Kata Kuina dengan cepat.
Dia tau benda yang dapat memberikan umur panjang adalah hal yang sangat langka di masa lalu, apalagi disaat ini dunia sudah begitu tua, sudah jelas di era ini benda yang memberikan umur panjang lebih langka di banding era sebelumnya.
"Apakah pil tak berguna itu lebih berharga dibandingkan dengan dirimu? Lagian benda itu di ciptakan untuk di gunakan bukan untuk pajangan!" Kata Ferdi dengan ringan namun nadanya seperti sedang marah.
"I-Itu... Maaf!" Kata Kuina minta maaf saat dia mengira Ferdi marah kepadanya.
"Gadis bodoh, untuk apa minta maaf? Sudah minum pil tersebut lalu jaga paman mu itu, papa tinggal sebentar!" Kata Ferdi dengan ringan.
"Umu, aku akan menjaga Paman!!' Kata Kuina mengangguk setuju dengan semangat.
Ferdi masuk dan pergi ke kamar mandi, butuh waktu bagi Ferdi untuk keluar dengan tenang dan terasa melegakan.
"Hoo kamu sudah bangun, Selamat pagi Annisa!" Kata Ferdi menyapa.
"Se-selamat pagi!" Kata Annisa sedikit malu apalagi dia mengingat kalau mereka tidur bareng dengan posisi yang romantis.
"Oh ya Nis, apa yang akan kamu lakukan hari ini?" Tanya Ferdi ingin tau.
"Uhm... Kurasa bebas sih, toh aku sudah tidak kerja lagi ditambah juga aku tidak ke kampus, bagaimana denganmu?" Kata Annisa dan di akhiri pertanyaa.
"Hari ini aku berniat untuk narik taksi lagi, karena kamu sedang bebas jadi bisakan jaga Kuina untukku?" Kata Ferdi dengan ringan.
Sudah beberapa hari dia tidak narik taksi jadi dia harus memulainya lagi, masalahnya dia juga masih harus memikirkan tentang Kuina, namun mendengar Annisa bebas itu membuatnya menghela nafas lega.
"Um, kamu bisa yakin soal itu!" Kata Annisa mengangguk setuju.
"Lalu ini untukmu, pil ini dapat menambah usia mu menjadi 1000 tahun!" Kata Ferdi dengan ringan.
"Apa!? Tu-Tunggu dulu, kenapa kamu memberi ini kepadaku!?" Kata Annisa terkejut dan bingung.
"Kenapa? Kamu tunanganku, sudah jelas aku ingin selalu tinggal bersamamu, aku tidak memiliki sesuatu yang membuatmu kuat tapi dengan ini usiamu akan menjadi lama!" Kata Ferdi dengan ringan.
"Tapi Fer, pil ini pasti sulit dan berharga kan?" Kata Annisa masih merasa tidak nyaman.
"Tidak juga, bagi ku itu hanya sebatas pil lagian aku juga sudah memberi hal yang serupa ke Kuina, jadi itu jatahmu, aku akan memberikan benda lain juga ke Ayu dan bang Satya!" Kata Ferdi dengan ringan dan santai.
"Haa, baiklah aku akan menerima pil ini kalau kamu masih memaksaku menerimanya!" Kata Annisa yang akhirnya setuju.
"Baguslah, ayo pergi sarapan mungkin mereka dah menunggu!" Kata Ferdi dengan riang hati.
"Um, ayo!" Kata Annisa mengangguk setuju dengan senyum kecil di wajahnya.
Keduanya berjalan santai ke ruang makan yang sudah berisi Ayu, Kuina, dan Satya disana. Satya juga sudah menerobos alam kecil di tingkat bawaan, setelah dia menerobos lagi ke alam yang besar kemungkinan dia bisa masuk ranah Kultivator asli.
Ferdi dan semuanya makan dengan sangat senang hati terutama Annisa, Kuina, dan Satya yang sedang dalam keadaan senang akibat hadiah dan keberhasilan mereka karena Ferdi.
![](https://img.wattpad.com/cover/261855661-288-k451418.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am An Online Taxi Driver[Hiatus]
Fantasíaberkisah seorang pemuda yang berinkarnasi ke dunia pararel yang hampir sama seperti bumi didunia modern. dia di lahirkan ke keluarga kaya yang tidak diketahui hasil ngepet dari mana, namun di tengah hidup mewah nan glamornya terjadi sebuah insiden d...