20

1.8K 211 17
                                    

Dimalam hari Ferdi bersiap dan menganti mobil dengan Zenvo kesayangannya, tentu dia juga sudah ngomong dengan Ayu kalau dia akan pergi dulu dengan orang lain.

Ferdi pergi ke restoran masakan Nusantara yang lebih condong ke masakan Padang, ya apa lagi kalau bukan Rumah Makan Padang.

Ferdi tidak keberatan makan dimana saja toh dia yang di traktir, meski begitu rumah makan ini cukup luas dan memiliki parkir yang juga luas, tempatnya juga sangat modern and trendy banget bagi anak-anak muda.

Saat Ferdi masuk dia sudah melihat Nur tapi dengan pria lain yang asing tidak dia kenali, ya jelas toh Nur aja baru kenal beberapa hari jadi bulanlah hal yang mustahil bagi Ferdi untuk tidak mengenali teman-teman Nur.

"Maaf aku terlambat, apa kalian sudah menunggu lama?" kata Ferdi meminta maaf.

Meski waktu untuk berkumpul masih ada sekitar 5 menit lagi tapi melihat sudah ada orang yang menunggu membuat Ferdi mengatakan hal seperti itu sebagao sopan santun dan menghormati orang lain.

"Ah tidak kok, kami juga baru sampai!" kata Nur dengan ramah.

"Pria ini?" Ferdi bertanya sopan kepada Pria tersebut.

"Aku Guntur Eka Putra, kakak Nur salam kenal ya!" kata Guntur berdiri dan mengulurkan tangan.

"Ferdiansya, teman Nur salam kenal!" kata Ferdi ramah.

Saat bersalaman Guntur mengeratkan tangannya untuk menekan tangan Ferdi, Ferdi mengerutkan keningnya sedikit dan juga membalasnya dengan perlahan, hal itu dilakukan bukan karena Ferdi kesal atau tidak terima tapi karena Ferdi tau Guntur sedang mengetesnya apakah dia pria sejati atau pria culun.

Setelah mengetes dan merasakan Ferdi menyerang balik membuat Guntur mengangguk senang, bagaimana pun sebagai Abang atau Kakak yang naik Guntur harus tau dan memiliki persyaratan dasar untuk mendekati adiknya Nur.

Penampilan Guntur bisa dibilang cukup tampan, rambut hitam acak-acakan, dia mengenakan kemeja biru polos dan celana jeans.

"Ok, karena kamu sudah datang maka aku akan pergi dulu, aku titip adikku!" kata Guntur dengan ringan dan santai.

"Apa maksudmu bang!?" kata Nur dengan wajah memerah.

"Ahaha, kalian habiskan waktu berdua tapi jangan pulang kemalaman!" kata Guntur dengan ringan dan pergi tanpa menunggu Ferdi untuk berbicara.

"Kakakmu lucu juga ya? Tapi apa maksudnya tadi?" kata Ferdi santai sembari bertanya ringan.

"Bu-Bukan apa-apa!" kata Nur mengelak dengan cepat.

Dia tau maksud abangnya itu tapi dia tidak akan mengatakannya kepada Ferdi secara langsung karena itu cukup memalukan.

"Baiklah pesan saja makanan yang kamu mau, aku akan membayarnya!" kata Nur dengan percaya diri soal itu karena dia juga menerima bonus dari ketuanya karena menangani beberapa kasus kriminal.

"Baiklah aku tidak akan menahannya~" kata Ferdi bercanda.

Mereka makan makanan Padang dengan cukup santai, meski masakan padang itu terkesan biasa tapi enak dan pedas apalagi Padang juga terkenal dengan masakan khasnya yang sudah mendunia seperti rendang.

"Ngomong-ngomong setelah ini kamu mau ngapain?" tanya Ferdi santai.

"Uhm... Aku libur malam ini dan juga belum terlalu malam, jadi bagaimana kalau jalan-jalan?" kata Nur sembari berpikir.

"Baiklah~" kara Ferdi dengan santai.

"Tapi apa kamu sudah punya pacar? Apa dia tidak akan marah melihatmu berjalan dengan cewek lain?" tanya Nur tiba-tiba.

"Ahaha kamu tenang saja, dia itu tidak akan marah lagian aku sudah bilang kalau akan menemui seorang teman~" kata Ferdi dengan santai.

Tapi apa yang tidak Ferdi ketahui adalah saat Ferdi berkata 'teman' itu membuat hati Nur sedikit kehilangan dan sedih, tapi dengan cepat disembunyikan Nur.

Meski begitu Nur juga sedikit senang karena bagaimana pun Ferdi jujur kepadanya tidak seperti pria lain yang akan berbohong saat jalan bersama gadis lain.

"Kalau begitu ayo pergi~" kata Nur kepada Ferdi.

Dia pergi membayar dan berjalan bersama Ferdi ke mobil, saat melihat Zenvo milik Ferdi dia sedikit bersemangat karena bagaimanapun itu adalah jenis mobil Sport.

Didalam mobil Ferdi mengendarai dengan tenang, dia berkeliling jakarta dengan gadis cantik di sampingnya, ya bagaimana pun Nur adalah gadis cantik kalau tidak ada perban di tubuhnya...

"Nee Fer, sebenarnya kamu bekerja apa sampai memiliki mobil Sport seperti ini?" tanya Nur penasaran.

"Aku hanya supir taksi online~" kata Ferdi jujur.

"Huh? Mana mungkin supir taksi online punya mobil sport? Katakan saja dengan jujur sebenarnya kamu kerja apa?" kata Nur pura-pura marah.

Ferdi sebenarnya tidak berdaya saat ini karena bagaimana pun dia sudah menjawab jujur tapi semua orang tidak mempercayainya bahkan mengatakan kalau dia pembohong.

"Aku benar hanya supir taksi online sebagai pekerjaan utamaku tapi aku juga memiliki beberapa bisnis sampingan!" kata Ferdi ringan.

"Bisnis sampingan? Apa itu?" tanya Nur curiga.

Meski dia percaya sama Ferdi tapi dia curiga dari penghasilan Ferdi toh pekerjaan sampingan apa yang bisa membuat supir taksi online membeli mobil sport seharga miliaran?

"Pemegang saham terbesar di perusahaan Abadi Cahya, pemegang saham terbesar di Hotel Semesta~" kata Ferdi ringan tapi bagi Nur itu berbeda.

Dia sedikit tau tentang dua hal yang disebutkan oleh Ferdi itu bukanlah hal kecil melainkan sesuatu yang besar, meski tidak tau penghasilan atau berapa banyak uang untuk membeli saham di kedua perusahaan besar itu tapi Nur tau kalau penghasilan pertahun Ferdi sudah cukup untuk membeli beberapa mobil mewah.

"Apa hanya itu?" tanya Nur curiga.

"Hanya itu yang bisa aku katakan saat ini tapi kamu bisa yakin kalau aku tidak akan terlibat dalam bisnis ilegal atau yang merugikan negara!" kata Ferdi jujur soal itu.

"Fiuh~ baguslah kalau kamu tidak melakukan hal ilegal karena meski itu menguntungkan tapi beresiko besar apalagi kerugian melakukan itu juga hal yang tidak bisa kamu bayangkan!" kata Nur lega dan menasehati Ferdi.

"Ahaha aku tau ukuran dan batasanku, lagian dengan pekerjaanku saat ini sudah lebih dari cukup untuk menghidupi aku dan keluarga kecilku~" kata Ferdi dengan jujur dan terbuka.

Dengan System yang memberinya banyak kemewahan dan kekayaan yang hampir tidak bisa dia bayangkan, jadi buat apa melakukan hal ilegal? Kalau yang legal lebih menguntungkan dengan resiko kecil.

Nur juga menghela nafas lega, karena kalau Ferdi melakukan bisnis ilegal atau yang merugikan negara itu bukan hanya akan membuatbya rugi tapi juga orang-orang disekitarnya.

Mereka mengobrol singkat sampai akhirnya waktu sudah menunjukkan jam 10 malam jadi Ferdi membawa Nur kembali ke rumahnya sementara dia juga kembali untuk menukar mobil dan kembali ke kos-kosannya yang nyaman dan tentram.

I Am An Online Taxi Driver[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang